YOGYAKARTA – Puasa jadi salah satu amalan yang dianjurkan di bulan Muharram. Pada bulan yang penuh kemuliaan tersebut terdapat dua puasa sunah yang punya keutamaan dan jadwalnya masing-masing yakni puasa tasua dan puasa asyura. Lalu apa itu puasa tasua dan asyura? Kapan jadwal puasa Muharram tersebut?
Apa Itu Puasa Tasua dan Asyura
Puasa tasua dan asyura adalah puasa sunah yang dilaksanakan di 10 bulan pertama Muharram. Meski sama-sama di 10 hari pertama, jadwal masing-masing puasa tersebut berbeda. Jadwal puasa tasua adalah di hari ke-9 Muharam, sedangkan jadwal puasa asyura digelar pada 10 Muharam.
Puasa sunah tasua memiliki berbagai keistimewaan, salah satunya adalah menjadi pembeda antara puasa yang dilakukan oleh umat Nabi Muhammad SAW dengan puasa yang dilakukan oleh orang yahudi yang hanya berpuasa di 10 Muharram atau asyura saja. Hal itu merujuk pada hadits berikut ini, dilansir dari NU Online.
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)
Artinya:
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): ‘Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad)
Sedangkan puasa asyura adalah puasa yang awalnya dikerjakan Nabi Musa As karena rasa syukurnya kepada Allah SWT lantaran membebaskannya dari kejaran Firaun dan pasukannya. Puasa tersebut kemudian diamalkan pula oleh orang-orang yahudi dan quraisy sebagai pengingat atas peristiwa pengejaran Firaun kepada Musa.
Puasa Asyura mulanya adalah puasa yang dikerjakan oleh Nabi Musa As atas rasa syukurnya kepada Allah Swt yang terbebas dari kejaran Firaun. Puasa tersebut lalu diikuti oleh kaum Yahudi dan Quraisy di masa Jahiliyah sebagai peringatan atas kejadian tersebut.
Kisah tersebut sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, dilansir dari NU Online.
Ibnu Abbas adalah ahli tafsir Alquran yang merupakan saudara sepupu Nabi SAW. Ia meriwayatkan, ketika Nabi hijrah ke Madinah, dijumpailah orang yahudi yang puasa asyura. Saat ditanya alasan mengapa mereka puasa asyura, begini jawaban mereka.
هُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Artinya:
“Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah”. Nabi bersabda : “Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka." Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga." (HR. Bukhari; No: 1865 & Muslim, No: 1910)
BACA JUGA:
Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura
Puasa sunah tasua dan asyura punya keutamaan masing-masing sehingga sangat dianjurkan untuk diamalkan. Beberapa keutamaan puasa tasua adalah sebagai berikut.
- Menjadi puasa paling utama setelah puasa Ramadan
- Pahalanya setara dengan puasa 30 hari penuh
- Menjadi pelengkap sekaligus pembeda dengan umat yahudi.
Sedangkan keutamaan puasa asyura adalah sebagai berikut.
- Menghapus dosa satu tahun yang lalu
- Setara dengan 30 hari puasa
- Menjadi wujud taqwa kepada Allah SWT
Selain apa itu puasa tasua dan asyura, kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.