JAKARTA - Raisa Andriana adalah seorang penyanyi yang sudah berkarier di industri musik Indonesia lebih dari satu dekade. Setelah sukses menggelar konser tunggal di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada tahun lalu, kini ia akan menghadirkan cerita kariernya dalam film Harta Tahta Raisa.
Film ini disutradarai oleh Soleh Solihun bersama Imajinari. Merujuk kepada momen konser di GBK, film dokumenter ini juga menampilkan kisah perjalanan karier Raisa hingga mencapai titik ini.
Tidak banyak film dokumenter yang menyorot kisah musisi Indonesia, alhasil sajian Harta Tahta Raisa ini bisa disebut sebagai one of a kind.
Harta Tahta Raisa memulai ceritanya ketika Raisa mempersiapkan konser tunggalnya di Gelora Bung Karno. Sebagai penyanyi wanita pertama yang menggelar konser di GBK, Raisa tidak bisa menghadapi proses persiapan secara mulus, semulus perjalanannya sebagai karier.
Raisa pertama kali bernyanyi di usia 5 tahun, yang saat itu dianggap orang tuanya sebagai hobi belaka. Ternyata ketika menjelang remaja, Raisa mulai tertarik bernyanyi hingga tampil di hadapan publik sebagai penyanyi kafe.
Suatu hari, Raisa bertemu dengan Boim, seorang pria yang pernah bekerja sebagai wartawan dan tertarik menjadi manajer Raisa. Bersama dengan Boim, Raisa siap memulai karier musiknya tapi mereka tidak kunjung menemukan label yang sesuai dengan visi mereka.
Raisa besar di keluarga yang sangat suportif dan berkecukupan, namun hal itu tidak lantas memudahkan jalannya sebagai penyanyi. Kemudian, Raisa bertemu dengan beberapa musisi dan bersiap meluncurkan single Serba Salah.
BACA JUGA:
Harta Tahta Raisa memiliki titik akhir yang bagus yaitu momen konser tunggal di GBK. Sesuatu yang baru, legendaris, dan sangat mengesankan (mengingat Raisa menjadi rekor penyanyi wanita pertama). Alhasil momen demi momen dengan mudah dijahit oleh Soleh Solihun.
Selain itu, Raisa sendiri tidak banyak bicara mengenai kehidupan karier dan pribadinya. Namun melalui film ini, Raisa memperkenalkan sosok yang membantunya dalam berkarier.
Raisa tidak hanya bercerita sendiri, sebab ada sosok Adryanto Pratono atau Boim yang menjadi manajer sekaligus partner Raisa dalam merintis kariernya. Melalui film ini, sosok Boim juga menuturkan pengalamannya dalam mengorbitkan Raisa menjadi musisi ternama.
Tentunya film dokumenter ini semakin ramai dengan bumbu drama yang kebanyakan datang dari Boim. Bagai match made in heaven, keduanya saling melengkapi sifat dan pandangan satu sama lain. Jika Raisa terlihat santai di depan publik, di belakangnya ada Boim yang banyak bergumul dengan segala hal - termasuk ketika konser GBK.
Beberapa momen persiapan di GBK penuh dengan campur aduk yang cenderung emosional, membuat penonton tanpa sadar berkaca-kaca. Salah satu yang paling menarik perhatian ketika anak Raisa, Zalina harus dirawat di rumah sakit beberapa hari sebelum konser digelar.
Di sisi lain, Boim sebagai manajer juga harus berjibaku dengan urusan persiapan di GBK, mulai dari cuaca hingga hal-hal yang tidak bisa dihindari.
Tidak hanya Boim, sudut pandang lain juga dihadirkan oleh beberapa orang yang bekerja dengan Raisa, mulai dari Asta Andoko RAN, Addie MS, hingga Hamish Daud sebagai sang suami. Momen itu menunjukkan bahwa kesuksesan Raisa juga hasil kerja kolektif dari orang-orang sekitarnya.
Dari elemen musik, film ini juga menyatukan lagu-lagu Raisa sebagai pendukung setiap adegan. Lagu-lagu Raisa dengan berbagai tema mendukung perjalanan Raisa.
Banyak hal yang selama ini publik pertanyakan, dan dijawab oleh Raisa dalam film ini. Soleh sebagai sutradara memiliki kepekaan dalam menjahit seluruh bagian menjadi sebuah dokumenter yang berkualitas.
Film Harta Tahta Raisa adalah film dokumenter yang kaya rasa dengan sentuhan emosional. Tidak perlu menyukai lagu-lagu Raisa untuk menikmati film ini yang menjadi salah satu gebrakan di industri musik Indonesia.
Adapun film Harta Tahta Raisa bisa disaksikan di bioskop Indonesia mulai hari ini, Kamis, 6 Juni.