Bagikan:

YOGYAKARTA - Bicara soal apa itu manasik haji yaitu sebuah kegiatan yang perlu diikuti jemaah calon haji yang hendak menuju ke Tanah Suci. Oleh karenanya, kali ini kita akan membahas manasik haji, simak sampai selesai, ya!

Apa Itu Manasik Haji?

Biasanya, manasik haji merupakan simulasi ibadah haji sebelum benar-benar melakukannya di Mekah. Umumnya, manasik diselenggarakan oleh kementerian Agama untuk membantu mereka yang bakal segera berangkat menunaikan rukun islam kelima.

Bersumber pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), manasik haji ialah hal-hal yang berhubungan dengan ibadah haji, semacam ihram, tawaf, sai, serta wukuf.

Manasik haji adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya saat sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Ilustrasi Manasik Haji Untuk Anak Sekolah Dasar (Instagram @sdnngemplak1sleman)
Ilustrasi Manasik Haji Untuk Anak Sekolah Dasar (Instagram @sdnngemplak1sleman)

Yang Dilakukan Saat Manasik Haji

Sehabis mengenali apa itu manasik haji, kemudian apa saja yang dicoba saat penerapan manasik haji?

Dilansir dari situs Kemenag Jambi, jemaah calon haji yang menjajaki manasik haji bakal dilatih tentang tata metode penerapan ibadah haji, semacam rukun haji, persyaratan, perihal wajib, perihal yang disunahkan, ataupun hal-hal yang dilarang sepanjang penerapan ibadah haji.

Latihan ini tidak cuma teori, tetapi dipraktikkan semirip mungkin dengan situasi di Arab Saudi.

Urutan dan Tata Cara Manasik Haji

Dilansir dari buku Fikih Madrasah Aliyah tulisan Harjan Syuhada dan Sungarso, berikut ini urutan serta tata cara ibadah haji yang juga dipelajari dalam manasik.

I. Memulai Ihram

Partisipan mengawali ibadah dengan ihram dari miqat yang sudah didetetapkan. Miqat merupakan batasan waktu serta tempat melaksanakan ibadah haji dan umrah. Ada miqat zamani (batas waktu) serta miqat makani (batasan tempat).

Ada pula miqat zamani merupakan pada bulan Syawal, Zulkaidah, serta Zulhijah. Sedangkan miqat makani terdapat di beberapa kota bergantung dari arah kehadiran jemaah haji. Berikut ini urutan penerapan ihram

  • Melakukan mandi sunah
  • Berwudu
  • Berpakaian ihram
  • Mengerjakan salat sunah ihram
  • Mengucapkan niat haji
  • Berangkat ke Arafah sembari membaca talbiyah

II. Wukuf di Arafah

Wukuf merupakan berdiam di Arafah yang dilaksanakan pada 9 Zulhijah. Wukuf diawali sehabis matahari tergelincir sampai terbit fajar pada 10 Zulhijah ataupun Hari Raya Idul Adha. Beberapa amalan yang dapat dikerjakan saat wukuf yaitu selaku berikut:

  • Mengerjakan salat Zuhur serta Asar dengan metode jamak qasar di awal waktu
  • Mendengarkan khotbah wukuf
  • Perbanyak doa
  • Perbanyak zikir
  • Membaca Al-Quran
  • Mengerjakan salat Magrib serta Isya dengan metode jamak qasar di awal waktu

III. Mabit di Muzdalifah

Mabit berarti bermalam. Muzdalifah merupakan tempat yang terletak di antara Arafah serta Mina. Sehabis tengah malam, jemaah haji berangkat dari Arafah mengarah Mina. Di Muzdalifah, jemaah haji berhenti meski sebentar. Sebagian amalan yang dapat dikerjakan, antara lain selaku berikut:

  • Membaca talbiyah
  • Perbanyak zikir, istigfar, serta berdoa
  • Membaca Al-Quran
  • Mencari kerikil sebanyak 7,49, serta 70 butir

IV. Lempar Jumrah

Jemaah setelah itu wajib melempar jumrah aqabah, yakni melontarkan batu ke arah tugu batu di Bukit Aqabah. Penerapannya dicoba sehabis fajar menyingsing ataupun siang hari pada bertepatan pada 10 Zulhijah dengan 7 butir kerikil. Setelah itu jemaah haji menyembelih hewan kurban.

V. Tahalul

Tahalul ialah membebaskan diri dari ihram sehabis mengerjakan amalan-amalan haji. Tahap awal dilakukan sehabis selesai melontar jumrah aqabah dengan metode mencukur sekurang-kurangnya 3 helai rambut.

Dengan demikian, jemaah boleh mengerjakan seluruh hal yang dilarang saat ihram, kecuali melaksanakan hubungan suami istri. Setelahnya, jemaah yang bakal melakukan tawaf ifadah bisa langsung ke Mekah.

VI. Mabit di Mina

Jemaah setelah itu kembali ke Mina buat mabit selama hari Tasyrik (11, 12, serta 13 Zulhijah). Usai matahari tergelincir pada tiap siang hari Tasyrik, jemaah melontar 3 jumrah, ialah jumrah ula, wusta, serta aqabah, yang masing-masing sebanyak 7 kali.

Jemaah boleh untuk meninggalkan Mina lebih awal pada tanggal 12 Zulhijah sehabis melempar jumrah. Perihal ini disebut dengan nafar awwal.

Tetapi bakal lebih sempurna bila jemaah meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah. Dengan demikian, jemaah haji melontar jumrah selama 3 hari dalam hari Tasyrik yang diucap dengan nafar tsani. Jemaah haji kemudian kembali ke Mekah serta seluruh rangkaian ibadah haji sudah selesai.

VII. Tawaf Wada

Tawaf wada berarti tawaf perpisahan ataupun selaku penutup seluruh rangkaian ibadah haji. Setelahnya, jemaah diperbolehkan pulang ke kampung halaman ataupun ke Madinah dahulu untuk yang belum berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.

Seperti itu uraian tentang apa itu manasik haji serta tata caranya. Mudah-mudahan bermanfaat.

Selain itu, kalian juga perlu membaca: “Bacaan Doa Melihat Ka'bah dan Adab yang Harus Dilakukan” sebagai regrensi nanti di Tanah Suci.

Jadi setelah mengetahui apa itu manasik haji, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!