Bagikan:

YOGYAKARTA – Gosip adalah berbagi informasi tentang orang lain yang tidak hadir. Aktivitas ngomongin orang ini, cukup umum dilakukan oleh siapapun, tak terbatas gender maupun usia, tua ataupun muda rata-rata pernah bergosip. Profesor di depertemen psikologi Barnard College di Universitas Columbia, Tara Well, Ph.D., menjelaskan bahwa gosip berfungsi sebagai cara berbagi informasi, ikatan sosial, regulasi sosial, dan hiburan.

Saat gosip dilakukan untuk berbagi infprmasi tentang orang lain, bisa membantu seseorang mendapat informasi tentang apa yang terjadi dalam lingkaran sosial mereka. Gosip bisa menjadi media berbagi berita, kabar terbaru, atau pengalaman pribadi yang menarik bagi orang lain. Dengan bergosip, lingkaran sosial juga bisa menciptakan rasa berbagi informasi sensitif sehingga membangun kepercayaan antar individu karena menandakan keterbukaan dan transparansi.

Gosip sebagai regulasi sosial, membantu memperkuat atau menantang standar masyarakat. Misalnya ketika menggosipkan seseorang untuk tujuan menegakkan norma dan ekspektasi sosial. Dengan car aini, gosip dapat menjadi salah satu bentuk kontrol sosial yang mencegah perilaku menyimpang dari norma yang berlaku. Selain memiliki tiga fungsi yang disebutkan sebelumnya, gosip juga seringkali megnandung unsur hiburan karena menyenangkan bagi beberapa orang.

cara agar gosip tak terjebak obrolan negatif
Ilustrasi cara agar gosip nggak terjebak obrolan negatif (Freepik/diana.grytsku)

Meskipun penggosip seringkali dianggap tidak etis, kurang berpendidikan, dan umumnya perempuan, tetapi menurut penelitian tahun 2019 dilansir Psychology Today, Kamis, 23 Mei, tidak menemukan perbedaan signifikan dalam karakteristik orang yang lebih sering bergosip. Artinya, rata-rata setiap orang pernah bergosip, terlepas apapun tingkat pendidikannya dan dilakukan pria maupun wanita. Penelitian ini menemukan orang yang sering bergosip cenderung lebih ekstrovert.

Secara lebih spesifik penelitian ini menemukan bahwa orang yang lebih muda cenderung bergosip hal negatif dibandingkan orang lebih tua. Gosip yang netral mengenai informasi sosial lebih umum daripada gosip negatif atau positif. Faktanya, 74,3% dari seluruh sampel gosip dalam penelitian ini bersifat netral, artinya tidak bersifat evaluatif positif atau negatif. Temuan dari observasi naturalistik ini menunjukkan bahwa gosip penting dalam berbagi informasi dan tidak selalu dimaksudkan untuk merugikan atau menjatuhkan orang lain.

Penelitian juga menjelaskan bahwa gosip bisa berdampak positif. Pasalnya, dengan bergosip bisa menilai kepercayaan orang lain karena orang akan selektif dalam berbagi informasi akurat. Dengan menggunakan model matematika yang disederhanakan, tim peneliti internasional mengeksplorasi kapan gosip cenderung jujur dan tidak serta bagaimana skenario gosip berdampak pada semua orang yang terlibat. Para peneliti mensimulasi menjadi sebuah segitiga, penggosip, penerima gosip, dan orang ketiga yang dibicarakan tanpa kehadiran.

Model penelitian di atas, mengeksplorasi empat interaksi sosial yang berbeda menggunakan permainan. Para peneliti dalam skema penelitian menyebarkan pernyataan jujur atau palsu untuk membaca keuntungan partisipan tanpa mengorbankan reputasi. Secara umum, mereka menemukan, penggosip yang jujur ketika berbagi tujuan dengan dua pihak lainnya, penerima gosip dan orang yang digosipkan. Tujuan berkaitan dengan kesuksesan, atau kegagalan. Misalnya ketiga pihak bekerja dalam satu tim, namun ketika tujuan tidak sesuai, seperti bersaing untuk mendapatkan promosi, mereka cenderung menyebarkan gosip bohong.

Seseorang yang terlibat dalam gosip mungkin mengalami stres dan kecemasan, terutama mereka merasa bersalah atau takut ketahuan menyebarkan informasi palsu. Sebuah studi dilakukan tahun 2013, menemukan bahwa terlibat dalam gosip negatif di laboratorium mengurangi harga diri orang yang bergosip. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa penggosip negatif sering kali tidak disukai orang lain.

Nah, karena penjelasan di atas, penting memahami bagaimana memberikan dan menggali serta mendapatkan informasi yang berguna. Jangan sampai terperosok dalam gosip negatif, baik mendengar atau menyebar, karena akan merugi. Karena gosip sebagai sarana penting untuk berbagi informasi, bersosial, menjalin ikatan, dan memahami norma sosial, maka jagalah informasi tetap akurat dan positif sehingga bermanfaat bagi lingkaran pertemanan Anda.