YOGYAKARTA – Apa itu hustle culture secara sederhana bisa dipahami sebagai kebiasaan bekerja yang terlalu keras. Kebiasaan tersebut terjadi karena mengesampingkan kebutuhan lain dalam hidup seperti istirahat atau tak tahu waktu hingga berujung pada gangguan kesehatan mental.
Artikel ini akan membahas hustle culture, kebiasaan yang berkaitan dengan kerja keras yang dialami oleh masyarakat di era modern.
Apa Itu Hustle Culture
Dilansir dari Talk Space, hustle culture terjadi saat lingkungan kerja hanya fokus pada produktivitas, ambisi, serta keberhasilan tanpa mempertimbangkan waktu istirahat, perawatan tubuh, atau keseimbangan antara kehidupan dan dunia pekerjaan.
Istilah hustle culture sendiri bukan hal baru karena sudah dikenal sejak tahun 70-an, dilansir dari situs Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.
Kelahiran budaya hustle juga erat dengan munculnya istilah workaholic yang dikenal oleh masyarakat Barat untuk menggambarkan para pekerja yang gila kerja dengan jam berlebih.
Tahun 70-an memang banyak industri bertumbuh. Di tahun tersebut hustle culture mulai terjadi. Kondisinya makin menjadi-jadi di tahun 90-an saat industri teknologi telekomunikasi mulai maju. Banyak perusahaan yang mulai menggunakan email serta administrasi digital. Saat itu mulai terjadi, para pekerja makin dituntut untuk bekerja serba cepat tanpa pembatasan waktu karena pekerjaan dan komunikasi bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Gaya hidup hustle culture makin populer dan diterapkan oleh banyak orang karena semua berambisi mencapai keinginan profesional mereka secara cepat dan efisien. Selain itu konsep ini juga terus digaungkan oleh pengusaha yang dianggap sukses yang di masa lalu orang tersebut diyakini terus bekerja tanpa mengambil libur baik untuk diri sendiri maupun keluarga mereka.
Para pengusaha itu kemudian dijadikan panutan tanpa menyadari bahwa memprioritaskan pekerjaan di atas segalanya adalah hal buruk. Wajar jika hustle culture akhir-akhir ini dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental mencakup peningkatan stres, depresi, atau gangguan kecemasan.
Contoh Hustle Culture
Hustle culture banyak terjadi di lingkungan kantor. Budaya tersebut tentu bersifat toxic sehingga perlu dihindari. Contoh hustle culture adalah sebagai berikut.
- Pemberi kerja mengharapkan karyawan lembur atau datang kerja lebih awal
- Pekerjaan atau tuntutan banyak tanpa waktu atau sumber daya yang cukup untuk menyelesaikannya
- Manajer kantor memprioritaskan kuantitas daripada kualitas
BACA JUGA:
Efek Negatif Hustle Culture
Hustle culture punya dampak negatif yang akan dirasakan oleh si pekerja itu sendiri. Beberapa efek yang akan terjadi adalah sebagai berikut.
- Kecemasan
- Sikap apatis
- Risiko sakit lebih tinggi
- Ketidakseimbangan hidup dan pekerjaan
Cara Menghindari Hustle Culture
Hustle culture tidak bisa dicegah jika tak ada batasan yang ditetapkan oleh diri sendiri. Beberapa cara yang perlu dilakukan untuk menghindari hustle culture adalah sebagai berikut.
- Tetapkan batasan
- Ambil istirahat dan cuti
- Prioritaskan perawatan diri
- Bersikap baik kepada diri sendiri
Itulah informasi terkait apa itu hustle culture. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.