JAKARTA - Melakukan manikur di salon kecantikan adalah cara populer untuk memanjakan diri dan mempercantik penampilan tangan dan kuku. Meskipun ini bisa menjadi pengalaman yang menenangkan dan menyenangkan, penting untuk mewaspadai potensi efek samping yang mungkin timbul dari perawatan kecantikan ini. Dari reaksi alergi hingga infeksi, berikut eksplorasi beberapa efek samping umum yang terkait dengan manikur di salon kecantikan.
Salah satu efek samping yang paling umum terjadi saat melakukan manikur di salon adalah reaksi alergi terhadap produk yang digunakan. Cat kuku, akrilik, gel, dan penghapus cat kuku seringkali mengandung bahan kimia seperti formaldehida, toluena, dan dibutil ftalat (DBP), yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa individu.
Gejala reaksi alergi bisa berupa kemerahan, gatal, bengkak, dan iritasi di sekitar kuku dan kulit di sekitarnya. Dalam kasus yang parah, reaksi alergi dapat menyebabkan kulit melepuh, mengelupas, atau bahkan dermatitis kontak. Penting untuk memberi tahu beautician tentang alergi atau sensitivitas apa pun yang Anda miliki sebelum memulai manikur untuk menghindari potensi reaksi alergi.
Potensi efek samping lain dari manikur di salon kuku adalah kerusakan kuku. Metode filling yang agresif, penggosokan, atau penghilangan bahan tambahan kuku seperti akrilik atau gel yang tidak tepat dapat melemahkan kuku alami dan menyebabkannya menjadi rapuh, tipis, atau mudah patah. Seiring waktu, perawatan kuku yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang, termasuk penipisan kuku atau pemisahan dasar kuku. Untuk meminimalkan risiko kerusakan kuku, penting untuk memilih yang memiliki reputasi baik dengan beautician berpengalaman yang mengutamakan kesehatan dan keselamatan kuku kliennya.
Infeksi juga menjadi kekhawatiran terkait manikur di salon. Infeksi bakteri, jamur, dan virus dapat terjadi jika praktik sanitasi dan kebersihan yang baik tidak diikuti. Peralatan dan perlengkapan yang tidak disterilkan dengan benar di antara klien dapat menjadi sarang bakteri dan patogen berbahaya, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Beautician harus menggunakan peralatan yang bersih dan disterilkan serta mematuhi protokol kebersihan yang ketat untuk mencegah penyebaran infeksi. Klien juga dapat mengurangi risiko infeksi dengan memastikan bahwa salon yang mereka kunjungi menjaga standar kebersihan dan kebersihan yang tinggi.
Salah satu efek samping manikur di salon kuku yang jarang diketahui adalah masalah pernapasan akibat paparan bahan kimia dan asap berbahaya. Banyak produk kuku mengandung senyawa organik yang mudah menguap (VOC) dan bahan kimia beracun lainnya yang dapat mengeluarkan asap ke udara selama pengaplikasiannya. Paparan asap ini dalam waktu lama di area yang berventilasi buruk dapat mengiritasi sistem pernapasan dan memperburuk kondisi seperti asma atau alergi. Untuk meminimalkan paparan bahan kimia berbahaya, klien dapat memilih salon kuku dengan sistem ventilasi yang memadai dan memilih produk kuku yang diberi label "5-free" atau "10-free", yang menunjukkan bahwa produk tersebut bebas dari bahan-bahan yang berpotensi membahayakan.
BACA JUGA:
Selain itu, ada risiko cedera saat melakukan manikur di salon kuku, terutama jika tindakan pencegahan keselamatan yang tepat tidak diikuti. Luka, goresan, atau tusukan yang tidak disengaja pada kulit di sekitar kuku dapat terjadi selama prosedur pemotongan kuku, perawatan kutikula, atau pembesaran kuku. Cedera ini tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman tetapi juga meningkatkan risiko infeksi bakteri atau jamur.
Beautician harus berhati-hati dan menggunakan alat yang steril untuk meminimalkan risiko cedera pada kliennya. Klien juga dapat melindungi diri mereka sendiri dengan mengomunikasikan kekhawatiran atau ketidaknyamanan apapun selama manikur dan memastikan bahwa beautician mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah cedera.