3 Teknik Pemeriksaan Servical untuk Mendeteksi Kelainan pada Tulang Leher
Ilustrasi teknik pemeriksaan servical (foto: Pixabay/gkhaus)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Teknik pemeriksaan servical adalah metode pemeriksaan untuk melihat kelainan-kelainan yang ditimbulkan oleh trauma servical.

Mengutip Ai-care, trauma servical adalah cedera pada tulang servical (tulang leher) akibat energi mekanik. Selain tulang, cedera servical meliputi cedera pada sumsum tulang belakang dan jaringan sekitar leher. Kendati kasusnya jarang dijumpai, kondisi ini bisa mengakibatkan kelumpuhan jangka panjang.

Adapun yang dimaksud dengan tulang servical merupakan segmen tulang belakang yang terletak paling atas di bagian leher.

Tulang servical berjumlah tujuh buah dan berfungsi melindungi sumsum tulang yang berada di dalamnya.

Tulang servical termasuk segmen tulang belakang yang rentan terhadap cedera. Tulang yang sering mengalami cedera adalah daerah servical 2,5, 6 dan 7.

Teknik Pemeriksaan Servical

Masih dari Ai-Care, berikut ini adalah beberapa teknik pemeriksaan servical yang dapat membantu mendeteksi kelainan-kelainan akibat trauma servical:

1. Wawancara dan pemeriksaan fisik

Wawancara dan pemeriksaan fisik penting untuk mengidentifikasi cedera tulang belakang. Patah tulang dan bergesernya tulang bisa menimbulkan kekakuan atau nyeri leher.

Ketika melakukan metode pemeriksaan ini, dokter akan bertanya soal mekansme cedera.

Cedera sumsum tulang belakang harus dicurigai pada pasien yang tidak sadar, mengalami nyeri leher, serta pasien yang memiliki bukti keluhan cedera saraf.

Untuk pemeriksaan fisik, harus mencakup pemeriksaan neurologis (saraf) rinci, yakni:

  • Penilaian kekuaatan otot, sensasi, dan refleks tendon (penghubung tulang dan otot pada anggota gerak atas dan bawah).
  • Menilai setiap nyeri tekan, gerakan persendian, dan krepitasi (bunyi derik ketika sendi bergerak).

Pemeriksaan neurologis sangat penting. Penilaian saraf servical bisa membantu menentukan luas dan lokasi cedera. Berikut bagian-bagian servical dan daerah yang dipersarafinya:

  • CI hingga C3 bertanggung jawab atas pergerakan kepala.
  • C2 bertanggung jawab atas sensasi pada daerah kepala.
  • C3 bertanggung jawab atas sensasi pada sisi samping wajah dan bagian belakang kepala.
  • C3 hingga C4 berperan pada pernapasan dengan mengontrol otot-otot diafragma. Sehingga, pasien dengan cedera pada C3 dan C4 ini dapat mengeluhkan kesulitan bernapas.
  • C5 hingga C7 bertanggung jawab atas refleks tendon dalam dari otot bisep, brakioradialis, dan trisep.
  • C5 mengontrol abduksi bahu (gerakan bahu menjauhi badan) dengan bantuan C4 dan fleksi (menekuk) siku dengan bantuan C6.
  • C6 hingga C7 bertanggung jawab untuk ekstensi (meluruskan) siku, ekstensi pergelangan tangan, dan fleksi.
  • C8 mengontrol ekstensi dan abduksi jari.

Gejala yang menunjukkan gangguan saraf pada salah satu tingkat ini mencakup:

  • Kelemahan atau kelumpuhan otot.
  • Penurunan atau tidak adanya refleks.
  • Hilangnya sensasi atau propriosepsi (kemempuan menilai ruang dan posisi).

Penanganan awal dimulai dengan stabilisasi pasien dan penerapan protocol penyelamatann hidup tingkat lanjut. Setelah kondisinya stabil, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan rontgen tulang leher dari berbagai sisi.

2. CT Scan

Teknik pemeriksaan servical ini hanya boleh dilakukan pada pasien berisiko tinggi seperti pasien dengan perubahan status mental.

Bila rontgen x-ray normal dan pasienn tidak mempunyai defisit neurogis (gangguan saraf), rontgen posisi fleksi (gerakann menekuk) dan eksistensi (gerakan menekuk) dan ekstensi gerakan meluruskan) harus dilakukan.

Pemeriksaan CT Scan pada pasien trauma servical dilakukan jika:

  • Rontgen tulang leher tidak memadai.
  • Pemeriksaan lanjutan berdasarkan temuan foto rontgen.
  • Tampak patah tulang atau pergeseran tulang pada foto rontgen.
  • Mekanisme cedera berisiko tinggi.

3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Dokter mungkin akan menggunakan menggunakan metode MRI bila pasien trauma servical menunjukkan gejala neurologis namun foto rontgen dan/atau CT scan normal. Teknik pemeriksaan servical ini juga bisa digunakan untuk mengevaluasi letak penekanan pada saraf.

Demikian informasi tentang teknik pemeriksaan servical. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.