JAKARTA - Rumah produksi Come and See Pictures merilis film pertama mereka yang merupakan horor religi berjudul Siksa Kubur. Film ini secara khusus disutradarai oleh Joko Anwar dan direncanakan tayang pada 11 April mendatang.
Secara garis besar, film Siksa Kubur menceritakan mengenai dua kakak beradik, Siti (Faradina Mufti) dan Adil (Reza Rahadian) yang mencari orang paling berdosa untuk tahu apakah ada siksa kubur bagi mereka.
Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan oleh Sita atas kepedihannya setelah orangtuanya yang menjadi korban bom bunuh diri di depan matanya langsung.
Dalam petualangannya itu, Sita dan Adil akan melewati banyak ketegangan dan suasana mencekam yang membuat ia semakin percaya akan adanya siksa kubur.
Pada awal film, penonton dimanjakan dengan visual keluarga harmonis yang berhasil membuat penonton sedikit lupa kalau film ini merupakan film horor religi. Alur cerita yang detail dan berjalan perlahan membantu penonton memahami maksud dari cerita di film ini.
Untuk permainan peran para aktor di dalam film ini tentu saja tidak harus diragukan lagi. Seperti Faradina Mufti yang secara total menunjukkan keputusasaan, emosi, hingga ambisi terhadap tujuan hidupnya membuat penonton ikut terbawa dalam petualangan hidupnya yang tidak mudah dan penuh misteri.
Uniknya, meski menggandeng aktor-aktor ternama di dalam film ini, tidak terlihat peran yang paling menonjol dari setiap karakternya. Joko Anwar seakan membagikan secara rata para pemainnya agar semua terlihat berkontribusi dalam membangun cerita di film ini.
Selanjutnya, di dalam film ini tidak menyuguhkan jumpscare selayaknya film horor. Namun, jumpscare itu diganti dengan alunan musik latar yang memiliki peran besar dalam menguggah rasa tidak nyaman penonton ketika menonton film ini.
BACA JUGA:
Lagu latar ini secara tidak sadar memperlihatkan pergantian suasana yang dimainkan oleh para pemainnya. Sehingga tak heran kalau penonton meresap ketegangan dalam film ini melalui latar musik yang disajikan.
Dalam beberapa adegan memang terlihat visual yang cukup sadis, namun sadis yang diberikan bukannya membuat penonton merasa jijik tapi malah semakin membuat penonton tersentil dan berpikir terkait kesalahan yang sudah dilakukan.