JAKARTA - Keberadaan media sosial telah banyak mengubah kerja-kerja di industri musik. Sebelum kemunculan platform seperti Instagram, TikTok, Twitter, hingga YouTube, sulit dibayangkan untuk berkarya dan dikenal luas.
Peran penting media sosial dapat dilihat dari apa yang terjadi pada Felika Stephani, seorang wanita muda yang bermimpi untuk dikenal luas sebagai penyanyi.
Besar di kota yang tenang di Magelang, Jawa Tengah, Felika yang saat ini berusia 23 tahun pernah viral di TikTok lewat lagunya yang berjudul Jangan Lagi (2022). Lagu yang ditulis Pika Iskandar itu diinspirasi dari pengalaman Felika yang pernah mengalami patah hati.
“Memang awalnya aku memulai karier itu pernah ikut agensi model dan public speaking. Di situ aku mulai upload foto aku jadi model. Awalnya memang di Instagram, terus aku iseng-iseng mulai cover lagu di tahun 2017. Akhirnya pas covid, kebetulan aku jalanin hubungan sama seseorang dan gagal tunangan, akhirnya bikin lagu itu (Jangan Lagi),” tutur Felika Stephani saat mengunjungi kantor VOI di Tanah Abang, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
“Tadinya yang cuma iseng-iseng dan hobi malah diseriusin. Karena ternyata orang-orang suka sama karya aku,” lanjutnya.
Menurut Felika, media sosial menjadi penting karena banyak orang menggunakannya. Media sosial memuat banyak hal, mulai dari pengetahuan sampai hal-hal yang dinilai tak penting.
“Kalau dari aku pribadi, media sosial itu penting, nggak cuma buat penyanyi. Mungkin teman-teman di luar sana nggak ada yang nggak pakai media sosial, pasti semuanya pakai. Karena semua pengetahuan, bahkan hal yang menarik dan nggak menarik, semuanya ada di situ. Kita bisa cari semuanya di media sosial,” kata Felika.
Nama Felika sendiri mungkin masih asing di industri musik. Kita belum menemui namanya masuk line up festival musik di Jakarta. Namun, tidak untuk di media sosial, beberapa karya yang dihadirkannya lewat konten yang menarik berhasil menarik perhatian jutaan warganet.
Felika pun bercerita bagaimana pengalamannya saat manggung tidak seindah yang dibayangkan. Ia harus berusaha keras memperkenalkan diri kepada penonton yang belum mengenalnya dengan baik. Satu hal yang diyakini, ia hadir untuk menghibur penonton. Dengan tampilan yang menarik dan menghibur, ia yakin dirinya akan semakin dikenal.
“Pasti (banyak yang belum kenal). Kalau manggung pasti kan banyak orang ya, omongan kayak gitu pasti (ada). Tapi aku mikir cuma untuk menghibur mereka aja, aku nggak mikir orang kenal sama aku apa nggak. Yang penting mereka happy aja. Namanya panggung kan buat menghibur,” kata Felika.
Salah satu perlakuan khusus yang biasa diterapkan di atas panggung, Felika selalu mencoba untuk berinteraksi dengan penonton. Pasalnya, ia juga mengaku senang ketika berkenalan dengan banyak orang.
“Di panggung-panggung kan aku bawain beberapa lagu ya pasti, biasa delapan lagu. Mungkin di tengah aku ngadain kayak challenge gitu. Misal mereka maju dan terus aku ajak ngobrol,” ujarnya.
BACA JUGA:
Felika tidak memungkiri dirinya berharap bisa bergabung dengan label musik. Namun, saat ini bermusik lewat media sosial adalah cara terbaik yang bisa ia lakukan.
“Kalau itu sih (gabung label musik) aku serahin sama yang di atas aja, yang penting aku jalaninnya happy aja. Yang penting jalaninnya happy, tapi di sisi lain ada juga harapan, karena tanpa harapan itu nggak akan bisa semangat kedepannya,” tuturnya.
Acuhkan Komentar Negatif Warganet
Tantangan berkarya lewat media sosial sendiri salah satunya adalah kerap dipandang sebelah mata. Felika harus menghadapi banyak cibiran warganet.
“Jujur aja, di lingkungan sekitarku aja mungkin ngebenci aku, cuman aku tuh berpikir nggak boleh mikirin itu. Orang berpendapat, ada yang suka dan nggak, itu wajar. Aku juga ada nggak suka sama orang, tapi yang penting nggak ngatain,” kata Felika.
“Mungkin ada yang bilang kok bisa sih di depan kamera ketawa-ketawa tapi di belakang nggak. Kadang aku juga capek, di titik capek itu wajar. Di sekitar aku nggak dukung juga nggak apa-apa, yang penting aku bisa kuat di atas kakiku sendiri,” sambungnya.
Felika bercerita bagaimana cibiran warganet yang tak kenal konteks terkadang memperburuk keadaan. Ia pernah mengalami posisi yang tidak cukup baik karena hubungannya dengan sang mantan yang harus berakhir, dan komentar warganet memperparah apa yang terjadi.
“Kehidupan itu pasti nggak mulus, pasti ada fase dimana seseorang bisa senang, sedih, bangkit dan juga drop. Di situ aku juga pernah ngalamin drop dan juga hal-hal sedih. Mungkin ya nggak enak hati lah. Tapi di situ aku juga dapat banyak pengalaman,” katanya.
Lewat apa yang dialami, Felika justru berharap mampu menginspirasi banyak orang. Meski cibiran datang bertubi-tubi, tidak alasan untuk tidak berkarya. Baginya, konsistensi adalah sesuatu yang mutlak.
“Mungkin aku salah mikirin hal kayak gitu, tapi sekarang aku mau menginspirasi orang-orang. Ketika kita drop, sempat jatuh, mungkin itu cuma sementara, tapi ke depan jalan kita masih panjang,” katanya.
“Aku sih pengin tetap konsisten sama semua yang udah dikejar. Karena tanpa konsisten dan tanggung jawab sama semuanya, nggak akan berjalan mulus.”
Felika pun berharap agar orang lain yang mengalami hal serupa, yang berjuang untuk berkarya lewat media sosial, mau untuk terus berjalan tanpa ambil pusing komentar negatif warganet.
“Itu hak kalian (untuk nggak suka). Kadang dari sekitar aja mungkin ada yang support dan ada yang nggak. Itu nggak apa-apa, hak kalian juga. Tapi di sini aku mau sampaikan kalau kalian ngalamin hal itu nggak apa-pak, yang penting sabar aja, yang penting punya visi dan misi,” ucap Felika Stephani.
“Yang terakhir, aku bilang sih jangan sampai itu buat kalian drop. Kedepannya tetap semangat aja, nggak usah pikirin kata orang. Tunjukkan ke orang yang nge-hate kalau kalian itu bisa,” pungkasnya.