Review Film <i>Sehidup Semati</i>: Horornya Cerita Rumah Tangga  dengan Visual yang Apik
Laura Basuki - Ario Bayu (tangkapan layar)

Bagikan:

JAKARTA - Minggu kedua di awal tahun 2024 ini diwarnai dengan sejumlah genre film yang rilis. Salah satunya, Sehidup Semati yang diarahkan oleh sutradara Upi Avianto.

Posternya yang terlihat misterius ternyata menjelaskan premisnya yang berbeda dari film Indonesia yang rilis dalam beberapa bulan belakangan. Film ini memiliki tema utama pernikahan yang dibumbui dengan horor dan suspense.

Film ini juga dibintangi oleh tiga aktor pemenang Piala Citra: Laura Basuki, Ario Bayu, dan Asmara Abigail. Tentunya kolaborasi juga sangat dinantikan oleh penonton dan hasilnya bisa disaksikan melalui film ini.

Sehidup Semati menceritakan Renata (Laura Basuki) yang hidup dengan pemikiran bahwa seorang istri harus melayani suaminya. Hal ini berangkat dari kondisi sang ibu yang sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga, namun terus setia dengan ayahnya.

Renata pun tumbuh dewasa dan menemukan tambatan hatinya, Edwin (Ario Bayu). Pernikahan yang ia sangka berbuah manis justru membuatnya mengalami situasi yang mirip dengan sang ibu. Menjelang usia pernikahan ketiga, sikap Edwin justru semakin abusif dan acuh dengannya.

Renata merasa sendiri, karena Edwin juga melarang Renata untuk bepergian atau keluar dari rumah. Di tengah situasi itu, Renata mulai merasakan ada sosok perempuan yang tinggal bersamanya dan Edwin. Namun, setiap kali ia menceritakan hal itu, Edwin menganggapnya halusinasi atau berbohong.

Di tengah situasi itu, Renata bertemu dengan Asmara (Asmara Abigail), tetangga apartemennya yang kerap tampil nyentrik. Asmara hadir memprovokasi dunia Renata yang selama ini berfokus dengan Edwin dan mulai mengajari Renata tentang mencintai diri sendiri.

Hadirnya Asmara membuat Renata mulai merasa tidak sendirian, namun ia juga semakin merasa terganggu dengan suara perempuan yang ia dengar ketika ia sendiri di apartemen. Renata menduga Edwin berselingkuh, dan Renata bertekad menyelamatkan pernikahannya.

Ceritanya bergulir secara misterius, membuat penonton terus penasaran dengan apa yang terjadi. Sub-plot yang berlapis penuh kerumitan yang terhubung berkat karakter Renata. Laura Basuki tampil mengesankan sejak ia muncul di adegan pertama.

Laura menampilkan kerapuhan seseorang yang terjebak tapi tidak sadar ia sedang terjebak. Ceritanya berpusat mengenai dogma atau pendapat agama yang seringkali menyebut bahwa seorang perempuan harus tunduk dengan laki-laki.

Ario Bayu - Laura Basuki (tangkapan layar)

Narasi ini disampaikan secara gamblang berkat kehadiran Lukman Sardi sebagai pendeta. Penampilannya singkat, namun mengesankan.

Selain itu, cerita ini juga didukung dengan visual dan sinematografi yang bagus. Bagaimana mereka memilih sudut pandang agar penonton terbawa ke dalam cerita juga sangat menarik. Nuansanya membuat cerita ini semakin intens.

Ada transisi warna yang mendukung ceritanya, dimulai dari dominasi warna biru tua yang membuat situasi Renata dan Edwin penuh kedinginan, tapi menjadi merah dan berwarna ketika Renata bersama Asmara.

Alurnya yang sedikit rumit, dengan durasi yang terlalu panjang menyebabkan beberapa plot hole. Tapi hal itu tidak mengubah kesan misteri yang berhasil menarik perhatian penonton.

Film Sehidup Semati menghadirkan kisah pernikahan dan rumah tangga yang relevan di tengah masyarakat namun dengan bumbu misteri yang dihadirkan secara total oleh Upi. Hasilnya, Sehidup Semati tampil segar di tengah rilisan film Indonesia sejauh ini.

Adapun film Sehidup Semati bisa disaksikan di bioskop Indonesia mulai hari ini, Kamis, 11 Januari.