Bagikan:

JAKARTA - Rumah produksi Falcon Pictures kembali merilis film terbaru mereka yaitu Buya Hamka dan Siti Raham Vol. 2 yang merupakan lanjutan dari film pertamanya Buya Hamka. Rencananya film ini akan mulai tayang di bioskop pada 21 Desember mendatang.

Secara garis besar, film Buya Hamka dan Siti Raham Vol. 2 ini menceritakan bagaimana Siti Raham memberi kekuatan pada perjuangan Buya Hamka di tengah berbagai cobaan. Mulai dari ketika Hamka meninggalkan Raham untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, hingga momen-momen saat Hamka dipenjara oleh Soekarno.

Sutradara Fajar Bustomi kembali menggandeng Vino G Bastian sebagai Buya Hamka dan Laudya Cintya Bella sebagai Siti Raham. Film ini sengaja dibuat untuk memberikan sisi lain kehidupan dari Buya Hamka sendiri.

Pada awal film yang memperlihatkan sosok Buya Hamka di masa muda yang bersemangat dalam memerdekakan Indonesia tergambarkan dengan jelas. Hal ini terlihat dari akting Vino G Bastian yang menunjukkan semangat yang menggelora sehingga penonton dapat memahami semangat Buya Hamka di momen itu.

Selain itu, akting Laudya Cintya Bella sebagai Siti Raham yang ditinggalkan oleh suaminya berjuang di tengah gempuran tentara Belanda juga menunjukkan kekhawatiran yang terlihat jelas pada ekspresi wajahnya sehingga penonton bisa merasakan perasaan yang ada di dalam hati sosok Siti Raham itu.

Kesetiaan dari sosok Siti Raham juga tergambarkan dengan baik oleh Laudya Cintya Bella. Bagaimana kesabaran yang diberikan Siti Raham kepada Buya Hamka ketika suaminya sibuk berjuang dan dukungannya terhadap Buya Hamka untuk terus mendengarkan kata hatinya sendiri menjadi sebuah pembelajaran baru bagi penonton.

Sutradara Fajar Bustomi nampak bekerja keras memilih dan memilah dengan baik momen-momen bersejarah sosok Buya Hamka yang tentunya sangat banyak dan panjang dalam sebuah satu film namun tetap dengan cerita yang berurutan dan tidak ada yang terlewat. Meskipun sudah bekerja keras, tapi tumpang tindih terasa di cerita karena muncul berbagai tokoh nasional dengan cuplikan adegan. Bagi penonton yang minim literasi sejarah, beberapa adegan akan dipertanyakan fungsinya.

Untungnya meski terdapat perubahan periode waktu, penonton tetap bisa mengikuti ceritanya dengan nyaman berkat make up protestik yang digunakan oleh Vino G Bastian dan Laudya Cintya Bella untuk memperlihatkan perubahan usia Buya Hamka dan Siti Raham. Penggunaan make up protestik semakin mendukung keindahan film ini.

Perubahan suasana di dalam film juga dibangun dengan sangat baik, dari momen kebahagiaan saat Buya Hamka kembali pulang setelah beberapa lama keliling desa untuk berjuang, momen ketegangan ketika Buya Hamka ditangkap oleh polisi karena diduga ingin menggulingkan Soekarno, hingga momen sedih saat Siti Raham menghembuskan nafas terakhirnya tergambarkan dengan baik.

Penokohan Buya Hamka tidak mendominasi di sekuel kedua ini. Pendalaman kisah orang-orang yang membentuk karakter Buya Hamka menunjukkan sisi humanisnya. Luka, sakit, marah, dan emosi buruk lainnya ditampilkan, justru dengan emosi itulah penonton jadi bisa melihat karakter Buya Hamka yang sabar dan penuh kasih.

Kasih sayang menjadi benang merah yang menghubungkan film pertama dan kedua. Buya konsisten sebagai karakter yang tidak tergesa-gesa mengambil keputusan, bahkan saat krisis melanda. Tentu saja, ada Siti Raham yang membuatnya yakin dan tenang untuk membuat keputusan.

Alim Sudio dan Cassandra Massardi sukses membuat film ini tidak terasa kuno meskipun menceritakan kisah lama. Kata-kata manis yang ditampilkan bak kata mutiara di beberapa scene masih relevan hingga saat ini sehingga film terasa tidak membosankan meskipun secara alur cerita masih tetap lambat layaknya film pendahulunya.

Overdosis musik baik scoring maupun ost juga terasa lagi. Hampir seluruh adegan mendapat arahan musik untuk menggiring emosi penonton. Sayangnya, di beberapa adegan hal itu justru membuat percakapan penting tak terdengar jelas karena tertimpa suara Putri Ariani.