JAKARTA - Past Lives merupakan salah satu film yang paling banyak ditunggu penayangannya. Diproduksi A24 bersama CJE&M, film ini disutradarai Celine Song yang menandai karya debutnya.
Promosi film ini terus bergencar ketika Past Lives mulai ditayangkan di sejumlah festival film. Belum lagi, nama Yoo Teo yang kian populer setelah mencuri perhatian publik lewat serial Love to Hate You yang rilis di awal tahun ini.
Film Past Lives seakan menjadi romansa yang segar di tengah film horor yang menjamur di bioskop. Narasinya yang manis, kisahnya yang sederhana, ternyata mampu meninggalkan kesan yang mendalam bagi penontonnya.
Past Lives mengisahkan Nora (Greta Lee), yang tumbuh dan besar di New York menemukan fakta bahwa Hae Sung (Teo Yoo), teman kecilnya di Korea Selatan mencarinya di Facebook. Hae Sung mencari Nora dengan nama lamanya, Na Young.
Nora yang ingin bernostalgia, lantas menghubungi Hae Sung dan keduanya terhubung lewat video call. Selang beberapa waktu berjalan, Nora mengatakan kalau ia harus berhenti bicara dengan Hae Sung seiring dengan kehidupan mereka berdua terus berlanjut.
20 tahun berlalu, Nora dan Hae Sung tumbuh dengan kehidupan mereka masing-masing. Kemudian, Hae Sung pergi ke New York dan menemui Nora. Hae Sung lalu mengetahui bahwa Nora sudah menikah dengan Arthur (John Magaro).
Nora pun mengajak Hae Sung dan Arthur untuk makan bersama. Ketiganya terlibat dalam percakapan mengenai hubungan mereka dan impian mereka yang akan datang.
Ceritanya sederhana, pendekatannya dibuat seperti mengingatkan kita dengan Before Sunrise (1995) di mana film ini menekankan pada dialog di antara kedua karakter. Tidak ada sesuatu yang mewah, hanya percakapan dua orang yang pernah menjadi teman akrab.
BACA JUGA:
Menariknya, ada semacam emosi yang dibangun perlahan agar penonton tidak merasa bosan. Hae Sung dan Nora dengan karakter yang berbeda merasakan pergolakan yang dirasa dekat dengan audiens, mulai dari imigrasi, beradaptasi di tempat baru, atau merasakan media sosial sebagai penghubung teman yang jauh.
Kala menyaksikan film ini bergulir, penonton ikut terbawa dengan percakapan Hae Sung dan Nora. Celine sebagai penulis skenario juga seperti memahami bahwa percakapan ini adalah hal paling esensial dari seluruh film.
Tapi dari semua ini, chemistry karakternya menjadi pendukung dari bagaimana film ini berjalan. Teo Yoo dan Greta Lee mampu berbicara dengan tatapan kedua mata mereka. John Magaro sebagai orang ketiga juga menunjukkan kapabilitas aktingnya.
Secara natural, ketiganya membangun chemistry dengan baik. Film ini semakin tersaji dengan warna visualnya yang cantik dan deretan scoring yang membangun emosi dari setiap adegannya.
Selain itu, mereka juga menyelipkan budaya Korea Selatan, sebuah kata sederhana yang juga mengandung makna mendalam.
Narasinya sederhana namun Past Lives mengandung eksplorasi emosi yang tumpah ruah membuat film romansa ini standout di antara film romansa yang rilis di tahun ini. Siapapun yang pernah memiliki perasaan, pasti tidak bisa menahan pilunya melihat Hae Sung dan Nora berbicara - mempertanyakan seandainya pilihan mereka tidak seperti ini.
Film Past Lives bisa disaksikan di beberapa jaringan bioskop Indonesia.