Bagikan:

JAKARTA - Hujan mulai turun di berbagai daerah. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) pun menjadi momok yang mengikuti karena 1 cc saja air jernih yang tergenang sudah bisa menjadi tempat nyamuk penyebab DBD yakni Aedes aegypti berkembang biak.

Dokter spesialis penyakit dalam Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI memberikan kiat mencegah orang-orang terkena DBD dengan menyingkirkan wadah-wadah yang bisa menampung air hujan.

"Ketiak pohon atau celah-celah daun suka terperangkap air, dispenser, pembuangan AC, pot bunga yang di dalam ruangan kan suka ada tapakannya, enggak sadar airnya menggenang," jelas dia dikutip dari ANTARA, Kamis, 26 Oktober.

"Selama ini masyarakat hanya tahu yang gede-gede seperti bak kamar mandi, ember. Botol-botol air kemasan yang dibuang sembarangan atau bekas obat, pokoknya setiap tempat atau wadah yang bisa menampung air jernih itu potensial menjadi tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah," imbuhnya.

Dia mengingatkan tentang pentingnya orang-orang menerapkan 3M plus yang merupakan akronim dari Menguras, Mengubur dan Menutup, lalu plusnya memelihara ikan di kolam-kolam dan memelihara tanaman yang mengusir nyamuk seperti Zodia dan Serai (Sereh).

Selain itu, seperti halnya yang dilakukan warga Thailand saat musim demam berdarah, masyarakat di Indonesia juga dianjurkan mengenakan baju lengan dan celana panjang demi mengurangi kulit yang terpapar atau kemungkinan terkena gigitan nyamuk.

Kemudian, berbicara musim yang dianggap dapat memunculkan kasus DBD, Leonard mengatakan pancaroba ketimbang musim hujan.

"Pancaroba. Kalau hujan terus menerus air kan mengalir, itu enggak masalah. Tapi kalau hujannya berhenti lalu hujan lagi, justru sering tergenang air," tutur dia.

Dia menambahkan, ada sejumlah daerah yang diketahui tinggi kasus demam berdarah dengue yakni seperti Bali, Bandung dan Jakarta. Penyebabnya karena kepadatan penduduk, rumah dibangun berdempetan sehingga celah-celah yang bisa digenangi air cukup banyak.