Enggan Jadi Diri Sendiri saat Bersama Pasangan, Ini Penyebabnya
Ilustrasi penyebab enggan jadi diri sendiri saat bersama pasangan (Freepik)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Menurut penelitian, bersikap autentik dan jadi diri sendiri meningkatkan kesehatan otak, menghasilkan kepuasan hidup lebih besar, kesejahteraan mental, dan hidup lebih bermakna. Sebaliknya, enggan jadi diri sendiri atau menyembunyikan perasaan dengan pasangan, bisa membuat kedekatan terputus. Bukan tanpa alasan, enggan jadi diri sendiri saat bersama pasangan bisa disebabkan oleh tiga alasan berikut ini.

1. Takut pasangan tidak menyukai apa yang ia lihat

Takut akan penolakan kerap mendorong seseorang berperilaku tidak autentik. Ketakutan ini dapat memaksa kita untuk berusaha sekuat tenaga menjadi orang lain agar dianggap menarik atau menyenangkan. Menurut pekerja klinis berlisensi yang khusus membantu mengatasi kecemasan, gangguan suasana hati, dan personality disorders Jourdan Travers, LSCW., tidak menjadi diri sendiri bisa menguras emosi. Hal ini juga meperkuat keyakinan bahwa Anda tidak cukup berharga.

Padahal menjadi diri sendiri merupakan elemen inti yang bertanggung jawab mendekatkan orang. Dengan menjadi diri sendiri, seseorang bisa saling berbagi kerentanan untuk saling menguatkan. Selain itu, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Social Psychology menegaskan bahwa ketika pasangan bersikap autentik akan menghasilkan hubungan lebih baik. Termasuk meningkatkan kepercayaan, komitmen lebih besar, dan kepuasan.

penyebab enggan jadi diri sendiri saat bersama pasangan
Ilustrasi penyebab enggan jadi diri sendiri saat bersama pasangan (Freepik/wayhomestudio)

2. Tidak menyukai yang dilihat

Hubungan dengan diri sendiri adalah salah satu hubungan paling penting. Meski penuh gejolak, penting untuk menyukai, memahami, dan mengetahui jati diri agar mudah mengartikulasikan atau mengekspresikan diri tanpa filter.

Lebih jauh lagi, ketika kita memiliki aspek kritis terhadap diri sendiri, mungkin akan bias konfirmasi. Ini juga bisa memicu ekspektasi tidak adil yang akan membebani orang terdekat Anda. Artinya keterbukaan dan perasaan diterima oleh orang yang dicintai serta menyayangi diri sendiri dapat memberikan bukti nyata bahwa hubungan Anda aman.

3. Mengejar kesempurnaan yang bersifat ilusi

Membandingkan diri dengan orang lain adalah hal yang wajah, menurut Teori Perbandingan Sosial dilansir Psychology Today, Kamis, 14 September. Keinginan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan berasal dari naluri evolusioner untuk menjadi bagian dari suatu kelompok sehingga menignkatkan peluang untuk bertahan hidup. Dalam masyarakat modern, kelangsungan hidup berarti memperoleh penerimaan melalui validasi dari orang lain.

Kadang untuk mendapatkan validasi tersebut, kita menghindari konflik. Bahkan tidak menjadi diri sendiri karena dianggap berisiko tidak diterima. Ini dianggap sebagai standar kesempurnaan yang membuat kita membohongi diri atau tidak autentik. Sebuah studi menunjukkan, perfeksionisme dikaitkan dengan depresi dan kecemasan. Dengan perfeksionis, seseorang bisa lebih diterima. Tetapi penting diingat, memandang diri melalui tatapan roang lain dapat membuat kita asing bagi diri sendiri. Dengan begitu sulit mengartikulasikan apa yang dibtuuhkan dan inginkan dari hubungan. Ini juga bisa mengganggu kehidupan berpasangan Anda.

Tiga alasan di atas, merupakan penyebab seseorang enggan jadi diri sendiri khususnya saat bersama pasangan. Mengutip Travers, tanpa keaslian hubungna intim dan kepuasan secara emosional tidak mungkin terjadi. Artinya, merangkul keaslian bermanfaat besar bagi kesehatan mental, kedekatan emosional dengan pasangan, dan memungkinkan hubungan lebih bermakna.