Bagikan:

JAKARTA - Bryan Domani untuk kesekian kalinya bermain dalam film layar lebar dengan peran siswa SMA. Terbaru, ia berperan sebagai Galaksi dalam film drama remaja berjudul Galaksi.

Karakternya kali ini adalah seorang siswa SMA yang terkenal dan ditakuti. Bersama beberapa teman-temannya, Galaksi membuat geng yang bernama Ravispa, dimana ia sendiri menjadi pemimpinnya.

“Galaksi ini menceritakan tentang anak broken home yang bersekolah di Ganesha. Dia leader dari geng motor yang isinya anak-anak yang punya masalah di rumah juga. Mereka ada tujuh anak, dan geng itu namanya Ravispa,” ujar Bryan Domani saat ditemui di Antasari, Jakarta Selatan baru-baru ini.

“Ravispa ini penjaga sekolah lah, pentolan sekolah, jagoan sekolah, yang kalau ada orang dari luar yang bermasalah dengan anak Ganesha, mereka yang maju ke depan,” lanjutnya.

Namun, Galaksi menemukan seorang siswi bernama Kejora (Mawar de Jongh), yang berhasil menarik perhatiannya. Kejora digambarkan sebagai anak yang baik dan sempurna.

Bryan Domani (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

“Akhirnya tumbuh sebuah perasaan, dan di sana, di saat perasaan itu bertumbuh, banyak permasalahan muncul, mulai konflik pertemanan, masa depan dan keluarga,” tutur Bryan.

Memerankan banyak peran anak SMA membuat Bryan belajar banyak hal. Ia merasa permasalahan dalam hidup, yang mungkin dipandang hanya ada pada orang dewasa juga bisa terjadi pada remaja.

“Kalau ternyata kehidupan anak SMA pun bisa seberat orang dewasa. Karena yang saya dapat, walaupun umur masih anak SMA, tapi terkadang permasalahannya bisa lebih dari orang lain,” ucap Bryan Domani.

“Dan dari Galaksi, nanti kali bisa nonton, kalian bisa tahu kenapa aku ngomong kayak gini,” imbuhnya.

Dari peran yang dimainkannya kali ini, Bryan juga ingin memberitahukan banyak orang untuk bisa lebih berempati. Baginya, menilai seseorang tidak bisa hanya dari luarnya saja.

“Belajarlah empati. Karena hidup itu bukan cuma hitam dan putih, lebih sering abu-abu. Banyak orang yang hidupnya di abu-abu, yang artinya mereka bingung ada di sisi yang mana, dan mereka masih mencari,” katanya.

Bryan Domani (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Dipasangkannya Bryan Domani dengan Mawar de Jongh bukanlah yang pertama kali. Keduanya sudah pernah beberapa kali dipasangkan dalam proyek film yang lain.

“Aku yang benar dipasangkan dengan Mawar cuma 3, tapi terlibat di satu film bareng ya lumayan (banyak),” kata Bryan Domani.

Meski diakui lebih mudah membentuk chemistry karena sudah saling kenal sebelumnya, baik Bryan maupun Mawar tidak ingin jika penonton bosan melihat mereka dipasangkan dalam film.

“Kita memang selalu berusaha buat bikin yang beda, soalnya nggak baik kalau sama terus,” ujar Bryan.

“Seperti contoh, kalau Mawar ngeliat aku sama kayak karakter yang sebelumnya, dia kasih tahu. Sebaliknya, aku juga kadang ngasih tahu dia. Ya banyak diskusi sama Mawar lah,” lanjutnya.

Namun, setidaknya ada kebaruan dari chemistry yang dihadirkan Bryan dan Mawar kali ini. Untuk pertama kalinya mereka dipasangkan sebagai pelajar SMA.

“Dengan karakter beda, background karakter beda, lingkup karakternya juga. Di sebelumnya kita belum ada bareng main jadi anak SMA, baru di film ini,” katanya.

Tidak hanya dengan Mawar de Jong, Bryan Domani mengaku senang dengan pilihan pemain yang dihadirkan Galaksi. Meski belum terlalu dekat sebelumnya, proses yang dilalui lewat Galaksi membuatnya dekat dengan para pemain lain.

Aktor 23 tahun itu juga bicara soal kerumitan dari film dan karakter Galaksi. Ia harus bisa menampilkan banyak emosi, baik sebagai pemimpin geng, remaja yang sedang jatuh cinta, dan anak terakhir dalam keluarga.

“Jadi, sebagai pemain aku punya plan yang harus aku lakukan, karena aku harus menakar emosi aku di setiap scene. Akhirnya juga banyak diskusi sama Mas Kuntz (sutradara). Soalnya, sebanyak apapun aku sudah persiapkan, di lokasi syuting kan ada kejadian yang baru yang tidak direncanakan. Tapi ya kebantu banget sama cast dan crew,” tuturnya.

Harapan untuk Karier Akting ke Depan

Bryan Domani (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Adapun, awal karier Bryan Domani di dunia entertainment dimulai dari boyband remaja, Super 7. Ia menyebut kariernya di dunia akting sebagai hal yang tidak pernah terpikirkan dan datang secara tiba-tiba.

“Nggak pernah kepikiran sih buat ke dunia (akting) ini, memang tiba-tiba masuk aja. Ya alhamdulillah mungkin jalannya di sini, nikmatin aja,” ujar Bryan Domani.

“Awalnya memang dari nyanyi, terus dapet FTV. Akhirnya aku keluar boyband dan main di sinetron, dan sekarang film terus sama series,” lanjutnya.

Tak ada sosok spesifik yang membuat Bryan memutuskan untuk jadi seorang aktor. Karier aktingnya yang sudah dimulai sejak tahun 2012, terus dijalaninya hingga saat ini karena kesukaannya dengan suasana di lokasi syuting.

Bryan Domani (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

“Setiap lokasi itu berbeda. Dulu itu aku suka sama lokasi FTV, pas main di sinetron aku suka sama lokasi sinetron, pas series aku suka sama lokasi series, dan akhirnya bertemu dengan film dan akhirnya suka sama lokasi dan lingkungan film,” tutur Bryan.

Di lokasi syuting, ia mengaku bisa belajar banyak hal. Ia menyebut para aktor yang ditemuinya selama ini menjadi inspirasinya dalam berakting.

“Sejak masuk ke dunia perfilman, akhirnya mulai banyak terinspirasi dari aktor-aktor lain, bukan cuma yang senior tapi yg muda-muda juga. Kayak teman-teman yang main di Galaksi, ada Mawar, Yesaya, Omara, Zoul, semuanya menginspirasi aku. Jadi, film yang aku mainin pasti dapat inspirasi,” katanya.

Bryan Domani (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Meski sudah sebelas tahun berakting, Bryan Domani belum pernah terlibat dalam film horor. Ke depan, ia berharap punya kesempatan untuk membintangi film layar lebar bergenre horor

“Aku belum pernah syuting horor. Aku pernah syuting horor di film pendek doang, tapi kalau horor film layar lebar belum pernah. Kepo sih pengin coba. Aku tahu pasti bakal capek banget, tapi mau coba,” pungkas Bryan Domani.