YOGYAKARTA – Keterampilan intersensori ialah kecocokan antara penglihatan dan suara yang diucapkan. Keterampilan ini berkembang dalam enam bulan pertama usia bayi. Para peneliti mencoba menggali bagaimana kontribusi keterampilan intersensori saat masih bayi pada kemampuan berbahasa ketika usia balita.
Penelitian ini menggunakan video enam wanita berbeda yang berbicara. Sementara satu dialog diputar, perhatian bayi diukur secara akurat ketika melihat video tersebut. Studi ini menemukan bahwa akurasi yang lebih tinggi dalam mencocokkan pembicaraan dengan ucapan pada usia enam bulan berkorelasi dengan kosakatan yang lebih banyak pada usia 18, 24, dan 36 bulan. Anak juga lebih berkemampuan berbicara pada usia 18 dan 24 bulan.
Para peneliti berpendapat, semakin mahir anak dalam keterampilan intersensori akan memperoleh banyak kesempatan belajar bahasa. Pasalnya, karena mereka terampil mencocokkan penglihatan dengan suara yang diucapkan, artinya mereka dapat memperhatikan petunjuk bahasa yang lebih kompleks. Penelitian ini juga mengetes perhatian bayi dengan memutar video dan suara mainan yang diguncang. Ternyata, ini tidak berkorelasi dengan perkembangan bahasa anak. Dengan temuan ini, menunjukkan bahwa kemampuan mencocokkan bentuk mulut dengan ucapan sangat penting untuk perkembangan bahasa.
Penelitian ini memiliki keterbatasan, bahwa keterampilan intersensori dan kemampuan berbahasa bersifat korelasional. Itu berarti intersensori merupakan salah satu prediktor dan perlu memperhitungkan prediktor penting lainnya seperti status sosial ekonomi orang tua. Namun menurut psikolog klinis berlisensi Cara Goodwin, Ph.D., orang tua bisa mengidentifikasi faktor-faktor baru yang memengaruhi perkembangan bahasa dan menemukan cara efektif mengatasi keterlambatan bahasa pada bayi. Orang tua juga bisa mengambil langkah di bawah ini untuk mendukung keberhasilan pemrosesan intersensori pada buah hatinya.
1. Gunakan bahasa yang setara
Percakapan yang setara, membantu bayi membuat hubungan intersensori dengan menggunakan pengulangan dan ekspresi wajah serta nada yang berlebihan. Hal ini juga mampu mempertahankan perhatian bayi lebih baik dan terkait dengan keberhasilan pemrosesan intersensori.
2. Libatkan banyak indra sekaligus
Di samping mengucapkan kata dengan jelas, gerakkan benda-benda saat Anda mengucapkan kata tersebut. Gambarkan tekstur dan sensasi saat bayi Anda menyentuh sesuatu. Melansir Psychology Today, Selasa, 5 September, hal ini memudahkan bayi menghubungkan kata dan makna.
BACA JUGA:
3. Sejajarkan posisi dan lakukan kontak mata setiap kali berbicara dengan bayi Anda
Dengan posisi sejajar dan menjalin kontak mata, memungkinkan terjadinya interaksi. Kalau interaksi terbangun, buah hati akan mudah memfokuskan perhatian pada gerakan mata, mulut, dan wajah yang membunyikan atau mengucapkan kata.
4. Cari bantuan profesional jika bahasa anak Anda tampak tertunda
Hindari menyalahkan diri sendiri jika anak terlambat berbicara. Karena banyak faktor yang melingkupi pembelajaran bahasa, maka paling bijak mencari bantuan profesional jika anak mengalami keterlambatan berbahasa.