Perbedaan Fungsi Omega 3 dan 6 untuk Tumbuh Kembang Anak
Sumber Omega (Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Omega 3 merupakan jenis asam lemak yang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan otak. Fungsi penting dari ketiga jenis omega 3 tersebut, antara lain membantu meningkatkan kemampuan kognitif, meningkatkan konsentrasi dan daya ingat, menekan depresi dan kecemasan, hingga menjaga daya visual.

“Asam lemak omega 6 yang terdiri dari linolenic acid (LA) dan arachidonic acid (ARA) berfungsi sebagai sumber energi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh,” kata salah satu ketua Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS.

Secara ilmiah terdapat korelasi erat antara asupan omega 3 dan 6 yang cukup dengan proses tumbuh kembang anak. “Masing-masing asam lemak omega tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Omega 3 terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Docosahexaenoic acid (DHA), Eicosapentaenoic acid (EPA) dan Alpha-linolenic acid (ALA) di mana masing-masing memiliki fungsi yang penting,” kata Made dikutip dari ANTARA, Selasa, 29 Agustus.

Oleh karena itu, semua fungsi tubuh perlu dijaga dalam kondisi baik agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal. Sesuai saran dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, anak-anak disarankan untuk mengonsumsi dan memenuhi kebutuhan omega 3 sebanyak 0,7 – 0,9 gram per hari.

Kandungan omega 3 banyak ditemukan pada beberapa jenis makanan, seperti ikan makarel, sarden, salmon, telur, biji chia, sayuran hijau. Sementara itu, kandungan omega 6 banyak ditemukan pada kedelai, almond, tahu, dan tempe.

Kandungan omega 3 dan 6 memainkan peran penting dalam tumbuh kembang anak. Kedua asam lemak tersebut, terutama omega 3, merupakan bagian integral dari banyak aspek kesehatan, termasuk perkembangan janin, fungsi otak, kesehatan jantung, dan imunitas.

Jika terdapat kesenjangan asupan gizi, salah satunya gizi omega 3 dan 6, hal tersebut berpotensi dapat menghambat masa depan dan terwujudnya Generasi Emas 2045. Dengan asupan omega 3 dan 6 yang cukup, diharapkan para kandidat generasi emas 2045 dapat menguasai lima keterampilan hidup yang krusial, yaitu berpikir kritis, kreativitas dan inovasi, keterampilan komunikasi, kolaborasi dan kepercayaan diri.