YOGYAKARTA – Bau mulut tidak sedap disebut halitosis yang bisa saja terjadi karena bakteri pada mulut yang memakan sisa makanan. Selain itu, bau mulut tidak sedap bisa disebabkan oleh banyak faktor. Seperti kebiasaan makan, merokok, hingga kondisi kesehatan pencernaan, gula darah tinggi, dan berikut ini.
1. Pola makan dan minum
Apa yang dimakan dan diminum serta cara melakukannya bisa menjadi penyebab bau mulut. Seperti minum alkohol yang secara signifikan meningkatkan potensi halitosis. Bisa juga disebabkan pola makan dan minum yang memengaruhi kekeringan pada mulut, peningkatan senyawa sulfur, dan kebersihan mulut yang buruk.
Untuk menghindari penyebab bau mulut yang pertama ini, Anda bisa menghindari makan bawang putih, bawang bombay, acar, lobak, dan bumbu lainnya sementara waktu atau sebelum acara penting. Aroma makanan tersebut mungkin hanya akan bertahan satu atau dua jam. Bukan hanya berasal dari makanan, bau mulut juga bisa dialami saat tubuh berada dalam keadaan ketogenik bagi Anda yang menjalani diet keto.
2. Tidak membersihkan gigi secara benar
Kesehatan mulut yang baik membantu mencegah bau mulut. Namun tidak membersihkan gigi secara teratur dan tepat menyebabkan masalah gigi berlubang dan penyakit gusi yang berhubungan dengan halitosis.
3. Mengonsumsi obat tertentu
Banyak jenis obat yang dapat menyebabkan bau mulut, menurut penelitian, diantaranya obat antidepresan, anti-jamur, antihistamin, dan suplemen diet. Melansir Health, Selasa, 29 Agustus, jika Anda mengonsumsi obat-obatan tersebut mungkin berisiko lebih tinggi terkena bau mulut.
4. Napas pagi
Napas pagi hari adalah bau mulut yang normal dan terjadi saat Anda tidur. Saat tidur produksi air liur melambat dan ini dimanfaatkan oleh kuman serta bakteri “menguasai” mulut. Air liur membantu membersihkan mulut dan mungkin napas akan berbau tidak sedap sebangun tidur sampai Anda sikat gigi.
5. Pernapasan mulut
Pernapasan mulut dikaitkan dengan bau mulut yang tidak sedap dan beberapa orang bernapas mengggunakan mulut saat tidur. Menurut Hadie Rifai, DDS., dokter gigi di Cleveland Clinic, beberapa orang juga bernapas dengan pernapasan mulut saat olahraga. Ini juga memendarkan napas tidak sedap karena kondisi tertentu, seperti saat dehidrasi atau dalam kondisi tubuh ketogenik.
6. Perubahan bakteri mulut
Setiap orang memiliki komposisi air liur yang berbeda. Selain itu, setiap orang juga memiliki tingkat bakteri berbeda-beda yang bisa memengaruhi bau napas Anda.
7. Merokok
Merokok dapat menyebabkan halitosis yang menurut penelitian rokok dapat memengaruhi sekresi air liur serta mengubah kualitasnya. Air liur yang berperan penting menjaga kesehatan dan kebersihan mulut, juga sebagai penghancur bakteri sehingga menyebabkan bau mulut.
8. Radang tenggorokan
Radang tenggorokan dan infeksi sinus juga bisa jadi penyebab bau mulut tidak sedap. Infeksi virus, bukan karena bakteri, menghasilkan lendir yang berbau. Selain itu, beberapa infeksi juga terkait dengan jenis bakteri tertentu yang menyebabkan bau napas tidak sedap.
BACA JUGA:
9. Penyakit gusi
Bau mulut merupakan tanda peringatan penyakit periodontal atau dikenal dengan penyakit gusi. Penyakit ini terjadi akibat infeksi dan peradangan pada gusi serta tulang sekitar penyangga gigi.
Ada pula penyakit jaringan gusi yang disebut gingivitis ulseratif nekrotikans akut (ANUG) yang didiagnosis dengan gejala salah satunya mulut berbau busuk. Penyakit ini terjadi kurang dari satu persen dari seluruh populasi. Namun peradangan jaringan gusi yang menyakitkan bisa menyebabkan bau mulut tidak sedap.
10. Peralatan gigi
Peralatan ortodontik, seperti gigi palsu dan kawat gigi mungkin membutuhkan perawatan khusus. Maka penting bagi Anda yang mengenakannya untuk membersihkan setiap hari, saran dokter gigi di New York City, John Grbic, DMD.. Tambahnya lagi, bahan peralatan ortodontik bisa jadi tempat melekat sisa makanan dan dapat menyebabkan bau mulut kalau tidak dibersihkan secara tepat.
Itulah kesepuluh penyebab halitosis atau bau mulut tak sedap yang bisa tercium dari jauh. Untuk mencegahnya, Anda bisa melakukan perawatan sesuai anjuran dokter gigi.