YOGYAKARTA - Wanita yang tengah hamil perlu menjaga dan diperhatikan kesehatannya agar masa mengandung bisa berjalan lancar hingga waktu persalinan. Salah satu masalah yang bisa terjadi pada wanita yang sedang mengandung adalah komplikasi kehamilan. Ada beberapa komplikasi dalam kehamilan yang umum dialami oleh wanita.
Komplikasi kehamilan merupakan masalah kesehatan yang terjadi dalam rangkaian trimester kehamilan. Gangguan kesehatan ini bisa menimpa ibu hamil serta janin yang dikandung, hingga dapat berujung fatal. Komplikasi kehamilan bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi yang saat sebelum hamil maupun ketika baru mengandung.
Setiap pasangan, khususnya wanita, pastinya ingin menjalani masa kehamilan dengan baik tanpa kendala. Oleh karena itu, Anda dan pasangan perlu tahu apa saja komplikasi dalam kehamilan dan risiko yang menyebabkan berpotensi mengalami masalah tersebut.
Siapa yang Berisiko Mengalami Komplikasi Kehamilan
Ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan pada wanita. Berikut ini beberapa penyebab yang membuat potensi terjadinya komplikasi kehamilan ketika wanita mengandung.
- Wanita yang hamil di usia muda
- Wanita yang hamil di usia 35 tahun atau lebih
- Memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol
- Mempunyai riwayat kelahiran prematur atau keguguran
- Mengalami gangguan makan, seperti anoreksia
- Mengonsumsi obat-obatan terlarang
- Mengandung lebih dari satu bayi
- Wanita yang mengidap penyakit tertentu, seperti diabetes, infeksi, kanker, penyakit menular seksual, tekanan darah tinggi, dan lain-lain
Beberapa Komplikasi dalam Kehamilan
Untuk mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi saat masa kehamilan, wanita perlu tahu apa saja komplikasi dalam kehamilan. Berikut ini beberapa komplikasi kehamilan, penyebab, serta gejalanya.
Pendarahan
Sekitar 25–40% dari wanita yang sedang hamil mengalami perdarahan pada trimester pertama kehamilan. Perdarahan ini mungkin terjadi akibat kondisi melekatnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim. Namun pendarahan ini bisa menjadi komplikasi yang parah selama masa kehamilan, seperti dalam kasus kehamilan ektopik.
Kondisi ini muncul ketika perdarahan yang disertai dengan rasa nyeri atau kram perut yang parah, serta perdarahan yang keluar banyak melalui vagina. Jika pendarahan terjadi saat hamil, penting untuk tidak meremehkannya bahkan jika hanya ada sedikit bercak darah.
Keguguran
Keguguran bisa disebut sebagai kondisi janin meninggal sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu. Kondisi ini dapat diindikasikan oleh pendarahan lewat vagina, kram perut yang kuat, rasa lemas, dan terkadang ibu hamil mengalami demam. Sebagian besar masalah kehamilan ini terjadi akibat kelainan kromosom atau faktor genetik yang mengganggu pertumbuhan janin.
Keguguran juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti gangguan hormonal, kelainan rahim, kelemahan serviks, gangguan autoimun, konsumsi alkohol, merokok, kelelahan berlebihan. Risiko keguguran cenderung lebih tinggi pada wanita hamil yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah tiroid.
BACA JUGA:
Anemia
Selama masa kehamilan, tubuh membutuhkan zat besi, vitamin B12, dan asam folat untuk pembentukan hemoglobin. Hemoglobin adalah protein yang ada dalam sel darah merah dan berperan menyalurkan oksigen ke seluruh bagian tubuh.
Anemia bisa dialami oleh ibu hamil ketika tubuh tidak mampu menghasilkan cukup hemoglobin. Anemia selama kehamilan biasanya ditandai oleh kulit yang pucat, kelelahan, pusing, kesulitan berkonsentrasi, dan sesak napas. Anemia merupakan masalah yang serius, karena jika tidak ditangani dengan benar bisa menyebabkan, kelahiran prematur, bayi berat badan rendah, hingga cacat lahir.
Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum bisa disebut mirip dengan morning sickness. Namun masalah kesehatan saat kehamilan ini memunculkan gejala yang lebih berat. Saat mengalami hiperemesis gravidarum, mual dan muntah cenderung berlangsung lebih lama bahkan bisa mencapai trimester kedua atau ketiga.
Keluhan yang ditimbulkan akibat hiperemesis gravidarum juga lebih parah, bisa menyebabkan dehidrasi pada ibu hamil dan kesulitan untuk makan atau minum. Saat mengalami mual dan muntah yang parah, risiko dehidrasi dan kekurangan nutrisi bagi janin dapat meningkat.
Inkompetensi Serviks
Inkompetensi serviks merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat timbul selama fase akhir trimester kedua kehamilan. Inkompetensi serviks terjadi saat serviks terlalu lemah dalam menahan tekanan dari rahim yang semakin mengembang selama masa kehamilan.
Tekanan yang meningkat dari rahim ini secara perlahan mereduksi ketebalan dan kekuatan serviks, sehingga menyebabkan serviks terbuka sebelum mencapai bulan kesembilan. Kondisi ini dapat memicu pecahnya ketuban dan kelahiran prematur. Tanda serta gejala dari inkompetensi serviks yang sering kali muncul dan perlu diwaspadai meliputi rasa tidak nyaman di panggul, keluarnya cairan keputihan yang tidak normal, serta kram perut.
Demikianlah beberapa komplikasi dalam kehamilan yang bisa dialami oleh wanita yang tengah mengandung. Selain sejumlah masalah kesehatan di atas, sejumlah komplikasi yang juga mungkin terjadi yakni diabetes gestasional, hamil ektopik, infeksi saluran kencing (ISK), kurang cairan ketuban.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.