Bagikan:

JAKARTA - Polemik Mario Teguh dengan seorang pengusaha produk kecantikan bernama Sunyoto belum juga usai. Keduanya diketahui saling membuat laporan kepolisian karena merasa menjadi korban.

Saat mengunjungi Polda Metro Jaya pada Jumat, 11 Agustus untuk menjalani pemeriksaan atas laporan yang dibuatnya, Mario Teguh, menyampaikan bantahan atas banyak hal yang dinyatakan pihak Sunyoto.

Kuasa hukum Mario Teguh, Willy Lesmana Putra, kepada awak media menyebut, Sunyoto yang melakukan penipuan terhadap kliennya. Pengusaha tersebut dinilai tidak membayarkan uang sesuai dengan kesepakatan.

"Tidak penuh dibayarkan, bukan kepada Pak Mario, tapi Bu Lina. Harusnya sesuai perjanjian Rp 5 miliar, yang baru dibayarkan itu Rp 1,6 miliar. Itu salah satu poin penipuannya," kata Willy Lesmana Putra.

Sang kuasa hukum juga menyatakan kliennya sudah menjalankan semua kewajiban yang ada dalam kesepakatan. Ia membantah pernyataan Sunyoto yang sebelumnya menyebut bahwa Mario Teguh lalai akan kewajibannya.

"Sudah, sudah kerja. Kalau bekerja itu kan pasti ada prestasi yang mesti diterima," ujar Willy.

Kemudian, Willy menyebut kliennya mendapatkan pengalaman buruk setelah bekerja sama dengan Sunyoto. Alih-alih dibayar sesuai perjanjian, pihak Mario justru diputus kontraknya secara sepihak.

“Nah, pekerjaan ini sudah berjalan tiba-tiba diputus secara sepihak,” kata Willy.

“Salah satu poin surat yang memutuskan sepihak itu dikarenakan adanya laporan pidana di salah satu Polres di Jabodetabek. Itu salah satu poinnya,” sambungnya.

Tidak cukup sampai di situ, Mario Teguh sendiri ikut membantah persoalan lain yang disebut pihak Sunyoto, yang pernah mengatakan jika dirinya meminta fasilitas penerbangan first class untuk tur mempromosikan skin care.

"Bohong, ada bukti-bukti yang menyatakan yang menginginkan pergi first class Eropa adalah papi itu (Sunyoto). Ada buktinya," ucap Mario Teguh.

Mario Teguh pun membantah beberapa tudingan lainnya. Kata Mario, ia merasa pernah meminta untuk diberangkatkan ke sembilan negara dengan tujuan promosi. Ia malah balik menuding pihak Sunyoto yang menginginkan hal tersebut.

"Yang minta sembilan negara ibu (istri Sunyoto) itu. Bukan dari istri saya. Yang mau iklan besar dengan 30 bule, ya ibu itu. Ada buktinya," pungkas Mario Teguh.