JAKARTA - Dalam hal perawatan kulit, Anda tentu memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraannya Namun, sangat penting untuk mengetahui bahwa tidak semua produk perawatan kulit diciptakan sama. Banyak produk perawatan kulit populer di pasaran saat ini mengandung bahan berbahaya yang berpotensi merusak kulit dan kesehatan kita secara keseluruhan.
Dr.Debanjoy Goswami, pendiri De Cosmetico, dilansir Times of India, Kamis, 13 Juli menyoroti lima bahan yang harus Anda perhatikan saat memilih produk perawatan kulit.
Paraben
Paraben umumnya digunakan sebagai pengawet pada berbagai produk kosmetik dan perawatan kulit. Bahan ini membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan memperpanjang umur simpan produk. Namun, beberapa penelitian telah menyarankan bahwa paraben dapat mengganggu fungsi hormon, terutama aktivitas estrogen dalam tubuh. Paraben ditemukan pada tumor payudara, sehingga muncul kekhawatiran tentang penggunaan paraben dapat menyebabkan kanker payudara.
Guna menghindari bahan aktif ini, Anda bisa mencari produk kecantikan maupun perawatan kulit dengan label bebas paraben atau pilihlah produk dengan kandungan ekstrak biji anggur atau vitamin E sebagai pengawet alami.
Formaldehida
Formaldehyde adalah pengawet yang biasa digunakan dalam produk perawatan kulit untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan memperpanjang masa penyimpanan. Namun, bahan ini sebenarnya mengandung karsinogen yang diketahui dan dapat menyebabkan reaksi alergi dan sensitisasi kulit.
Awasi bahan pelepas formaldehida seperti DMDM hydantoin, imidazolidinyl urea, dan diazolidinyl urea. Memilih produk berlabel "bebas formaldehida" atau yang menggunakan bahan pengawet alami seperti ekstrak rosemary dapat membantu Anda menghindari bahan berbahaya ini.
Phthalates
Phthalates adalah sekelompok bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan keharuman dan fleksibilitas produk perawatan kulit. Mereka umumnya ditemukan dalam parfum, losion, dan cat kuku. Mirip dengan paraben, phthalates juga dikenal mengganggu fungsi hormon dan telah dikaitkan dengan masalah reproduksi dan perkembangan. Menghindari produk yang mencantumkan "wewangian" sebagai bahan dapat membantu meminimalkan paparan ftalat. Carilah produk yang menggunakan minyak esensial untuk aroma.
Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan Sodium Laureth Sulfate (SLES)
SLS dan SLES adalah surfaktan yang digunakan dalam produk perawatan kulit untuk menghasilkan busa. Bahan ini ditemukan di banyak produk seperti pembersih, sampo, dan sabun mandi. Namun, sulfat ini dapat menghilangkan minyak alami pada kulit sehingga menyebabkan kulit kering, iritasi, dan berpotensi memicu kondisi seperti eksim. Carilah produk yang bebas sulfat. Alternatifnya pilih produk yang menggunakan surfaktan lebih ringan seperti coco-glucoside atau sodium cocoyl isethionate.
BACA JUGA:
Mineral oil
Mineral oil atau minyak mineral adalah turunan minyak bumi yang banyak digunakan dalam produk perawatan kulit, terutama pada pelembab dan lip balm. Bahan ini bekerja dengan membentuk penghalang pada kulit, mencegah hilangnya kelembaban. Namun, itu juga dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat. Selain itu, minyak mineral tidak memberikan manfaat nutrisi yang nyata bagi kulit. Sebaliknya, pilihlah produk yang mengandung minyak nabati seperti jojoba, almond, atau minyak kelapa untuk hidrasi dan nutrisi yang lebih baik.
Merawat kulit kita melibatkan pilihan berdasarkan informasi tentang produk yang Anda gunakan. Industri perawatan kulit sangat luas dan tidak semua bahan bermanfaat atau aman untuk kulit dan kesehatan secara keseluruhan. Dengan menyadari bahan-bahan yang berpotensi berbahaya seperti paraben, ftalat, sulfat, formaldehida, dan minyak mineral, Anda dapat membuat keputusan yang lebih sadar saat memilih produk perawatan kulit.
Membaca label, memilih alternatif alami dan organik, dan mendidik diri sendiri tentang keamanan bahan merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan dan kulit bercahaya. Ingat, kulit Anda pantas mendapatkan yang terbaik, jadi pilihlah dengan bijak dan utamakan kesehatannya.