Bagikan:

JAKARTA - Sekumpulan kepiting berada dalam sebuah wadah. Jika salah satunya berhasil naik dan akan keluar dari wadah, kepiting lain akan mencapit dan menariknya kembali agar kembali ke tempat semula. 

Kepiting melakukan hal tersebut demi solidaritas, karena jika kepiting keluar dari wadahnya, ia akan mati dimakan mangsa. 

Kondisi semacam itu juga sering dialami manusia. Orang-orang berusaha menghalangi orang lain untuk keluar dari tempat yang sama, tetapi bukan karena alasan solidaritas, melainkan bentuk persaingan tak sehat dan tak ingin melihat orang lebih sukses. Kondisi ini juga disebut sebagai crab mentality alias mental kepiting. 

Pada manusia, crab mentality digambarkan sebagai perilaku egois dan tidak suka melihat kesuksesan orang lain.

Anda mungkin pernah berada dalam lingkungan keluarga atau pertemanan yang seringkali saling menjatuhkan dan tak suka bila ada salah satu yang lebih menonjol, maju, dan sukses.

Apa yang dilakukan untuk menjatuhkan? Bisa dengan meremehkan, mengkritik berlebihan, mengejek, mengatakan hal-hal yang membuat orang lain jadi rendah diri, tidak memberikan apresiasi pada keberhasilan, bahkan memanipulasi. 

Bila disederhanakan, crab mentality bisa diartikan seperti “Jika saya tidak dapat memilikinya, maka orang lain pun tidak bisa.” 

Contoh yang lebih nyata misalnya, teman-teman mengajak Anda bolos sekolah atau bekerja agar mereka tak sendiri. Jika menolak, mereka akan membujuk sedemikian rupa. Intinya mereka akan melakukan apapun agar semua berada di level yang sama, tak boleh lebih. 

Sebenarnya ini hal tak bisa dimungkiri, bahwa akan selalu ada orang yang tak suka dengan keberhasilan Anda. 

Berada dalam lingkungan yang kompetitif bisa membuat seseorang mengalami crab mentality. Ditambah lagi bila memang ada perasaan semacam putus asa, kurang percaya diri, iri hati, bahkan depresi akan memicu ini lebih parah. 

Orang dengan crab mentality umumnya memiliki pola pikir tidak sehat. Padahal ia bisa saja berusaha untuk maju dan berusaha, tetapi yang terpikir malah menjatuhkan orang lain agar ia tak merasa ketinggalan. 

Jika saat ini merasa berada dalam lingkungan seperti itu, lama-lama Anda akan merasa tertekan, tidak nyaman, dan insecure. Tak hanya itu, Anda pun akan kehilangan banyak kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri dan kesempatan untuk berhasil. 

Untuk menghindari dari orang-orang dengan crab mentality, dan pastinya agar Anda tak jadi orang seperti itu, sebaiknya tetap fokus dan optimis pada kesuksesan diri sendiri.

Lakukan apa yang ingin Anda lakukan, tak perlu mendengar komentar negatif dari orang sekitar. Selama apa yang dilakukan terasa benar dan positif, lakukanlah sepenuh hati. 

Tak perlu ragu untuk mengembangkan diri sendiri dengan belajar hal baru yang selama ini belum dilakukan. Bila saat ini merasa sudah tertinggal, tak apa, mulailah kembali apa yang ingin dilakukan sebelumnya. Kejarlah ketertinggalan perlahan tapi pasti. 

Bila merasa salah atau gagal, lakukan evaluasi. Pahami bila kegagalan itu merupakan proses menuju kesuksesan. Jangan menyerah saat gagal dan pastinya jangan hiraukan omongan orang lain yang menjatuhkan. 

Pertimbangkan untuk menjauhi orang-orang dengan crab mentality dan pilihlah teman-teman yang lebih suportif.