JAKARTA - Bursa Efek Indonesia bakal terus kedatangan calon perusahaan yang akan melepas sahamnya ke publik melalui mekanisme initial public offering (IPO). Setelah mencatatkan 26 saham pendatang baru, kini masih adaa sekitar 37 perusahaan yang sudah dalam daftar antrean.
Seperti keterangan Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna, Selasa 19 Juli. Nyoman mengungkapkan, dari 37 daftar antrean, terbanyak atau sembilan perusahaan berasal dari sektor consumer non-cyclicals dan delapan dari sektor consumer cylclicals.
Sementara, sisanya datang dari berbagai sektor. Mulai dari basic materials, hingga infrastructure. "Namun nama calon perusahaan tercatat belum bisa disampaikan kepada publik sampai dapat izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," tutur Nyoman.
Meski begitu, dalam situs e-ipo.co.id, sudah ada beberapa nama yang telah memulai masa penawaran umum. Beberapa lainnya baru mendapatkan izin pra efektif IPO.
Kode Saham
Dari daftar yang ada, calon perusahaan publik yang baru muncul adalah PT Segar Kumala Indonesia Tbk dan PT Toba Surimi Industries Tbk. Keduanya baru mendapat izin pra efektif IPO dan akan memulai masa penawaran awal pada hari ini (Rabu, 20 Juli).
Dua perusahaan itu pula yang akan menambah daftar kode saham unik dan mudah diingat para investor. Misalnya PT Segar Kumala Indonesia Tbk yang akan mendapat kode saham BUAH.
Kode saham itu bisa saja menjadi pilihan karena Segar Kumala merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan buah-buahan.
BACA JUGA:
Begitu juga dengan Toba Surimi yang akan mendapat kode saham CRAB. Toba Surimi merupakan perusahaan dengan industri pembekuan, pengolahan, pengawetan, dan perdagangan besar makanan serta minuman hasil perikanan.
Selain BUAH dan CRAB, sebelumnya juga ada kode saham RAFI milik PT Sari Kreasi Boga Tbk yang merupakan pengelola waralaba Kebab Turki Babarafi, DEWI milik PT Dwi Shri Farmindo Tbk, hingga KING milik PT Hoffmindo Cleanindo Tbk.
Dengan kode saham yang mudah diingat itu, mungkin saja para perusahaan tersebut akan menjadi perhatian investor. Catatannya, tentu saja selama kinerja keuangan dan fundamentalnya ikut mendukung.