JAKARTA - Seiring bergairahnya industri film di Indonesia, festival film pun semakin semarak dan beragam. Pendiri dan Presiden Bali International Film Festival, Deborah Gabinetti menjelaskan peran festival film untuk kemajuan industri dalam World Film Industry Conference di Makau pada tanggal 30-31 Maret lalu.
Topik yang diangkat dalam World Film Festival Leader's Forum adalah Pertumbuhan dan Tren Sinema Global Pasca-Covid-19 dan Ciri-ciri, Masalah, dan Solusi Festival Film Internasional.
Panelis lainnya termasuk Catherine Fitzgerald , Ketua New Zealand International Film Festival dan produser pemenang penghargaan Blueskin Films, dan Joanne Goh, Pendiri dan Ketua Malaysia International Film Festival dan Produser Eksekutif Jazzy Pictures.
Diskusi ini dimoderatori oleh Sherwood Hu , profesor di Shanghai Jiao Tong University, anggota American Film and Drama Guild, dan sutradara terkenal. Sebagai salah satu pertemuan industri film yang paling terkenal, World Film Industry Conference mengundang para produser, distributor, dan sutradara dari seluruh dunia untuk berbagi perspektif, keahlian, dan pengalaman mereka dengan para ahli di sektor ini.
Acara ini dibuka oleh Dr. Wilfred Wong, Ketua Hong Kong Film Development Council, dan Mr. Zhu Ting, Ketua World Film Industry Conference. Gabinetti adalah salah satu figur yang terkenal dalam bisnis film, yang dikenal karena kecintaannya pada pembuatan film independen dan dedikasinya dalam memupuk pemahaman lintas budaya melalui film.
Sejak ia mendirikan Bali International Film Festival (juga dikenal sebagai Balinale) pada tahun 2007, acara ini telah menjadi salah satu festival film terkemuka di Asia Tenggara, yang menampilkan film-film terbaik dari Indonesia dan internasional, serta dikenal sebagai ajang berkumpulnya kreativitas global.
Selain itu, Gabinetti adalah direktur Bali Film Center, yang memiliki sejarah panjang dalam menyediakan layanan produksi berkualitas di seluruh Indonesia untuk program-program terbaik oleh beberapa profesional paling berbakat di dunia.
BACA JUGA:
Gabinetti mendiskusikan pengalamannya dalam menjalankan festival film yang sukses, pandangannya mengenai kondisi film independen, dan ide-idenya mengenai bagaimana festival film dapat mendorong pemahaman lintas budaya di World Film Festival Leader's Forum.
"Saya merasa terhormat dapat berpartisipasi dalam Global Film Industry Conference. Saya berharap dapat berpartisipasi dalam perbincangan yang mendalam dan menstimulasi pertumbuhan industri film di Asia Tenggara dan sekitarnya, serta mengeksplorasi strategi untuk mendukung film independen dan dialog lintas budaya," ujar Gabinetti dalam rilis media yang diterima VOI, Kamis, 6 April.
Bali International Film Festival (Balinale) diselenggarakan pada tanggal 1-4 Juni. Edisi ke-16 tahun ini menjanjikan program dengan beragam film dan acara yang merayakan seni dan kerajinan pembuatan film dengan kelas-kelas internasional.