Bagikan:

YOGYAKARTA – Suku Quraisy adalah salah satu suku Arab yang menetap di Makkah dan sekitarnya. Suku ini mendapat tempat yang spesial dalam kepercayaan Islam. Pasalnya, Nabi Muhammad SAW merupakan bagian dari Suku Quraisy. Kedudukan suku ini yang mulia di mata isam membuat kebiasaan Suku Quraisy coba ditiru oleh beberapa umat Islam.

Kebiasaan Suku Quraisy

Keistimewaan Suku Quraisy sendiri tidak lepas dari faktor sejarah Nabi Muhammad SAW yang memiliki leluhur dari suku tersebut. Karena keistimewaan tersebut, Allah kemudian mengabadikan nama suku itu pada Al Quran yakni “Surat Quraisy”.

Surat Al-quraisy adalah surat surat yang terdiri dari 4 ayat dan masuk dalam kategori Makkiyah. Al-quraisy menjadi surat ke-106 dalam al-Qur'an. Surat tersebut menjelaskan bagaimana kehidupan suku Quraisy di masa itu. Adapun bunyi surat Al-quraisy adalah sebagai berikut.

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)  

Li-iilaafi quraisyin iilaafihim rihlatasy syitaa-i wash shaif. Falya’buduu rabba haadzaal baitil ladzii ath’amahum min juu’in wa aamanahum min khauf.

Artinya:

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy (1); yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (2); Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah), (3); yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan (4).”

Dalam surat tersebut dijelaskan kebiasaan yang dilakukan oleh Suku Quraisy, tepatnya ada pada ayat 1-2 yakni bepergian pada musim dingin dan musim panas. Dikutip dari NU Online, kebiasaan tersebut diabadikan dalam Al-Quran lantaran suku tersebut memiliki sistem perniagaan dan kejujuran yang mereka miliki dalam perdagangan.

Di musim panas Suku Quraisy melakukan perjalanan ke arah utara, sedangkan di musim dingin mereka akan pergi ke arah Selatan. Di beberapa sumber dikatakan bahwa saat musim panas mereka menuju ke daerah Romawi, sedangkan saat musim dingin mereka pergi ke Syam. Namun beberapa sumber lain mengatakan bahwa saat musim dingin mereka menetap di Makkah, mereka akan bepergian saat musim panas yakni ke Thaif.

Awal mula kebiasaan Suku Quraisy melakukan perjalanan di dua musim adalah saat mereka dipimpin oleh Hasyim bin Abdul Manaf, orang berpengaruh di masanya. Suatu ketika ia berkata kepada para penduduk untuk melakukan perjalanan ke tempat yang hangat saat Makkah musim dingin, dan pergi ke tempat sejuk saat Makkah musim panas. Sepulang dari perjalanan tersebut, para pengembara pulang ke Makkah dengan membawa persediaan makanan atau membawa barang-barang hasil perdagangan.

Seiring berjalannya waktu, Makkah berkembang menjadi pusat perdagangan yang ramai. Banyak pasar baru berdiri. Makkah juga dikunjungi oleh kafilah dagang dari berbagai penjuru, baik di musim panas maupun dingin. Kebiasaan mereka berdagang pun turun kepada Muhammad SAW yang mendampingi Abu Thalib, sang paman, untuk dagang di Syam saat usia 12 tahun.

Di luar dari cerita tersebut, kebiasaan Suku Quraisy bisa ditiru oleh umat Islam di seluruh dunia khususnya masyarakat di Indonesia. Kunjungi VOI.ID untuk informasi menarik lainnya.