Bagikan:

JAKARTA – Marah adalah salah satu emosi yang merupakan respons dari kejadian atau peristiwa yang dialami.

Tak seorang pun luput dari rasa marah, tetapi ternyata jika terlalu sering marah bisa berefek buruk pada tubuh. Terutama, bisa menurunkan sistem imun.

Sesekali, marah dapat meredakan stres. Hal-hal yang menekan dapat di-release dengan kemarahan. Tetapi jika terus-menerus marah, tidak akan membuat lega tetapi menurunkan tingkat kesehatan.

Berbagai studi ilmiah membuktikannya, saat ledakan amarah sering terjadi dalam jangka panjang. Maka serangan jantung dan strok menunggu di depan pintu.

Lagi-lagi efek negatif dari sering marah adalah membuat sistem kekebalan tubuh melemah. Sistem kekebalan tubuh atau imunitas bertanggungjawab penuh atas serangan virus dan bakteri dari luar tubuh dan mengontrol yang ada di dalam tubuh.

Bagaimana jika sistem imun melemah karena sering marah?

Tahun 2011 para peneliti Universitas Granada di Spanyol menemukan bahwa sering marah adalah kesalahan masa lalu yang hanya bisa disesali.

Para peneliti mewawancara 50 pria dan wanita tentang perasaan mereka di masa lalu. Hasilnya dilaporkan di jurnal medis PLoS One yang menunjukkan bahwa mereka memikirkan hal-hal buruk cenderung lebih mudah sakit.

Ini membuktikan bahwa amarah terdokumentasi dengan baik oleh tubuh. Pengaruh suasana negatif mengganggu sirkuit otak. Ketika kesabaran menurun, detak jantung meningkat, tekanan darah mengikuti dan aliran darah semakin deras sebagai bagian dari respons.

Pada kondisi yang sama, kadar glukosa dalam darah ikut meningkat. Ini adalah efek dari kebutuhan otot untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk ‘bertindak’.

Di bagian lain pada tubuh, kelenjar adrenal memompa lebih banyak hormon adrenalin. Pupil akan membesar untuk penglihatan lebih tajam, paru-paru akan bekerja keras menyerap oksigen.

Melansir dari Daily Mail Health, Annie Hinchliff, psikolog yang bekerja di Anger Management menjelaskan bahwa jantung seseorang yang marah akan berdetak lebih cepat.

Penglihatan menjadi lebih tajam, pun dengan pendengaran. Semua ini adalah respons yang normal terjadi selama marah hingga normal kembali saat suasana hati lebih tenang.

Seluruh organ dalam, seperti jantung, paru-paru, dan hati akan berisiko bagi seorang pemarah.

Ilmuwan di Universitas Harvard pernah meneliti tentang sistem kekebalan tubuh yang ditekan mundur oleh amarah.

Dalam penelitiannya, mereka meminta orang sehat untuk fokus pada dua emosi, yaitu kemarahan dan kasih sayang. Ini bertujuan untuk mengukur antibodi yang disebut dengan imunoglobin A.

Imunoglobin A atau IgA adalah garis pertahanan pertama untuk melindungi sel dari organisme yang menyerang. Sekali melepaskan amarah, sistem kekebalan tubuh ditekan selama enam jam.

Sebaliknya, ketika meningkatkan perasaan kasih sayang akan meningkatkan IgA secara signifikan.

Profesor John Oxford, seorang ahli virus di Queen Mary’s School of Medicine di London menemukan bukti tentang stres dapat menekan kekebalan tubuh, virus selalu memanfaatkan kondisi ini.

Menurutnya, kadar hormon kortisol yang diproduksi lebih saat stres bisa mengganggu tubuh melawan infeksi.

Para peneliti di Ohio State University menguatkan penemuan tersebut, luka bakar ringan akan lebih lama sembuh jika amarah pasien tak terkendali. 

Artinya, mengelola amarah atau emosi negatif lainnya adalah solusi yang sehat. Sudah tahu caranya? Ikuti tips gaya hidup sehat selanjutnya di VOI.