JAKARTA - Mengajari ketakwaan dalam beragama pada anak alangkah baiknya dimulai sejak usia dini. Salah satu bentuk ketakwaan yang perlu diajarkan adalah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Salah satu cara memperkenalkan puasa pada anak yakni memintanya berpuasa setengah hari atau puasa beduk Dzuhur.
Dengan demikian, puasa beduk sebenarnya sebatas latihan, bukan puasa sebagaimana yang disyariatkan dalam Islam yang mengharuskan seseorang untuk menahan lapar dan dahaga sejak terbit fajar sampai matahari terbenam. Dalam Islam, anak kecil yang belum baligh belum memiliki kewajiban untuk berpuasa karena ia tidak termasuk mukallaf. Rasulullah saw bersabda,
رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ: عَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَبْلُغَ وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنِ الْمَجْنُوْنِ حَتَّى يُفِيْقَ
Artinya, “Kewajiban diangkat dari tiga orang, yaitu anak kecil hingga ia baligh, orang yang tidur hingga bangun, dan orang gila sampai ia sadar.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Maksud dari hadits di atas yaitu anak kecil yang belum berusia baligh belum berkewajiban melaksanakan perintah agama seperti shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, dan kewajiban lainnya. Namun, semua perintah dalam agama akan menjadi wajib ketika anak mencapai usia baligh.
Meski anak yang belum berusia baligh tidak diwajibkan berpuasa, namun alangkah baiknya orang tua tetap mengajarkan puasa sedini mungkin agar anak jadi terbiasa nantinya. Ada sejumlah hikmah melakukan puasa sedari dini bagi anak-anak. Berikut beberapa di antaranya, yaitu;
Membiasakan ketaatan sejak dini
Melakukan puasa sedari dini merupakan salah satu upaya untuk membentuk semangat ketaatan seorang anak kepada Allah swt. Jika sudah dididik sejak dini, insya Allah akan membentuk karakter takwa pada diri si anak. Hal ini akan menjadi basis keimanan yang kuat untuk bekal menjadi manusia yang shalih dengan disiplin menjalani aturan-aturan syariat di kehidupan selanjutnya ketika sudah baligh (mukallaf).
Melatih mental
Membiasakan berpuasa sedari dini bagi anak-anak juga bisa membuat emosi dalam dirinya lebih stabil. Sebab, sebagaimana sudah banyak disinggung, emosi orang yang berpuasa lebih stabil dibanding saat tidak sedang berpuasa. Hal ini tentu akan mempercepat pendewasaan mental si anak.
BACA JUGA:
Melatih rasa empati
Puasa sejak dini juga dapat membentuk jiwa empati pada anak-anak. Sebab, saat mereka sedang berpuasa akan merasakan betapa beratnya menahan lapar dan dahaga, kendati misal hanya sampai waktu beduk. Pengalamannya ini akan menumbuhkan rasa empati anak terhadap sesamanya yang selama ini hidup serba kekurangan sehingga sulit untuk mencari sesuap nasi. Tentu hal ini akan lebih berhasil jika dibarengi edukasi dari orang tua atau guru.
Melatih kedisiplinan
Berpuasa sejak usia dini juga mampu melatih kedisiplinan anak. Sebab, dengan berpuasa dia akan teratur bangun untuk sahur dan berbuka puasa jika sudah waktunya. Pola hidup yang konsisten ini jelas akan membentuk perilaku disiplin pada anak dan harapannya juga bisa diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari yang lebih kompleks.