Bagikan:

JAKARTA - Michelle Joan kembali tampil dalan film layar lebar berjudul Iblis Dalam Darah. Film tersebut merupakan film layar lebar keempat bagi dara keturunan Belanda dan Jawa itu, sekaligus film bergenre horor kedua selanjang kariernya.

Aktris 29 tahun itu mengaku antusias menyambut film layar lebar terbarunya, setelah terakhir kali bermain dalam film Takut Kawin (2018). “Senang banget lah intinya bisa ketemu lagi sama semua orang lewat karya baru, di layar bioskop lagi,” ujar Michelle Joan saat ditemui tim VOI di Palmerah, Jakarta Barat baru-baru ini.

Melakukan debut akting pada tahun 2014, Michelle berkesempatan memainkan karakter unik dan menantang dalam film Iblis Dalam Darah. Ia berperan sebagai Haruni, seorang gadis yang dinilai Michelle sebagai karakter yang unik.

“Yang aku rasa Haruni ini sebenarnya anak yang baik, sayang keluarga, dan dia itu punya hati yang sebenarnya baik lah. Dia punya tujuan itu sebenarnya baik, tapi caranya salah. Secara garis besar, menurut aku menarik banget lah karakternya,” katanya.

Michelle bercerita bagaimana awalnya ia ditawari untuk berperan sebagai Haruni, karakter utama dalam film Iblis Dalam Darah. Ia mengaku sudah tertarik sejak pertama kali melihat skenario dan penokohan dari Haruni.

Cerita yang ada dalam skenario dinilai Michelle punya keunikan dan tantangannya sendiri, yang mana membuatnya semakin ingin terlibat. Tidak hanya itu, keunikan karakter Haruni juga jadi alasan baginya untuk bersedia kembali berakting di film layar lebar.

Michelle Joan (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Baginya, Haruni punya sisi baik, yang mana karakter tersebut sangat menyayangi keluarganya. Dengan segala keterbatasan, Michelle melihat karakternya punya rasa tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik. Namun, tujuan baik yang ingin dicapai Haruni dilakukan dengan cara yang kurang tepat.

“Jadi pas aku pertama kali ditawarin karakter Haruni ini, udah dikasih skenarionya, dan begitu aku baca aku suka banget sama karakter Haruni ini, karena garis besarnya yang aku tangkap, interpretasi aku ya, Haruni ini sebenarnya anaknya baik, sayang keluarga, sayang sama adik, dia itu pengin bantu, merasa bertanggungjawab lah untuk ngasih yang terbaik untuk keluarganya, dengan segala keterbatasan yang ada,” tutur Michelle.

“Tapi dengan kondisi yang terbatas itulah, keinginan dia untuk bantu, dia bukan memilih jalan yang benar tapi justru pilih jalan pintas, jalan yang salah. Pada akhirnya malah bukan membawa keuntungan bagi dia dan keluarganya, justru bikin malahpetaka, bagi dia terutama. Dan malapetaka itu, dia kan kerasukan, dia dirasuki awalnya, kemudian dia kerasukan,” lanjutnya.

Terkait adegan kerasukan yang harus dilakukan Michelle dalam memerankan Haruni, sang aktris juga punya cerita tersendiri. Dimana akting yang dilakukan 80 persennya adalah adegan kerasukan, Michelle harus merias dirinya lebih lama dibandingkan saat dia harus memerankan karakter wanita yang cantik.

Michelle mengaku beradegan kerasukan memerlukan upaya lebih. Namun ia tak mempermasalahkannya, karena baginya apa yang dilakukan adalah untuk memberikan apa yang diinginkan skenario dan memberikan tontonan sebaik mungkin bagi para penonton filmnya.

“Menurut aku, yang bikin aku akhirnya terima karakter ini juga karena ini peran yang menantang buat aku, dimana aku harus deliver orang yang kerasukan dan orang pas ngelihat itu bisa ngerasa ini benar-benar ngerasa ini kerasukan dan sebaik mungkin,” katanya.

Lebih lanjut mengenai adegan kerasukan, Michelle bercerita bagaimana saat dirinya menjalani proses adegan dimana ia harus terikat selama berjam-jam. Hal tersebut dilakukan karena pada saat itu diperlukan pengambilan gambar dari beberapa angle , sehingga sang aktris harus tetap berada di posisinya agar apa yang ditampilkan nantinya menjadi maksimal.

Namun, dengan hal-hal berat yang telah dilalui saat syuting, Michelle mengaku puas setelah melihat hasilnya. Ia merasa kerja kerasnya terbayarkan.

“Worth it banget, happy banget, merasa kerja keras dsn usahanya terbayarkan walaupun suara sampai mau habis, serak, kakiku sampai biru-biru karena dipasung, kayak diiket gitu,” kata Michelle.

Karakter Haruni sendiri adalah hal yang baru bagi Michelle Joan. Dengan banyaknya adegan kesurupan, ia melakukan banyak hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya sebagai seorang aktris.

“Jadi, pastinya sebagai aktris pengin banget untuk selalu eksplor karakter-karakter baru. Dan ini adalah salah satu karakter baru yang menarik banget buat aku, peranin orang yang kerasukan,” ucap Michelle.

Michelle Joan (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Meski mengaku puas dengan aktingnya dalam film Iblis Dalam Darah, Michelle mengatakan bahwa dirinya tak lantas ketagihan untuk memainkan film horor dan karakter yang sama. Ia mengatakan jika selalu menginginkan sesuatu yang berbeda dan menantang, lewat karakter dan genre apapun itu.

Hal tersebut didasari oleh alasan sang aktris tertarik untuk berakting. Salah satu hal yang paling menarik dari menjadi seorang pemeran, bagi Michelle adalah bisa memainkan banyak karakter yang berbeda dari dirinya sendiri.

Terkait ketertarikannya berakting, Michelle merasakan kesenangan tersendiri ketika harus memerankan suatu karakter, terlebih saat melakukan pe dalaman karakter-karakter tersebut.

“Jadi, gimana caranya aku bisa switch dari karakter aku pas di set ke aku yang sebenarnya ketika jadi aku, itu seru banget. Dan banyak banget karakter-karakter yang menarik, yang perlu obrservasi dan riset juga sebelum diperankan,” katanya.

Kecintaannya terhadap pekerjaannya sebagai seorang aktris juga membuat Michelle terus mengasah diri meningkatkan kualitas aktingnya. Banyak hal yang ia lakukan, salah satunya menonton banyak film dengan karakter berbeda.

“Aku lebih banyak observe dari film-film lain (untuk menambah kualitas akting), lihat berbagai macam karakter. Kebetulan aku anaknya lumayan suka nonton, dan baca juga,” bebernya.

Membaca menjadi salah satu bagi Michelle untuk melatih imajinasinya dalam melihat cerita dan karakter. Tanpa adanya visualisasi seperti dalam film, Michelle merasa membaca membuatnya bisa berkreasi lebih jauh dengan pikirannya.

Optimistis Menembus Pasar Global

Michelle Joan (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Sebagai aktris muda, Michelle Joan juga menyambut antusias kondisi perfilman Indonesia saat ini. Pasca pandemi, kata Michelle, dunia perfilman tanah air jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi.

“Aku senang banget dan benar-benar happy banget lihat antusiasme penonton Indonesia setelah pandemi. Karena sebelum pandemi kan sempat membawa penurunan untuk industri perfilman dan industri hiburan secara keseluruhan," katanya. 

Saat pandemi, Michelle sedih melihat industri film bisa dibilang mati suri. "Banyak yang dirumahkan, bioskop tutup, banyak banget film yang di posponed, banyak juga proyek yang di-cancel, ngelihatnya itu sedih. Karena kita juga kan bagian dari industri perfilmnan,” ucap Michelle.

“Menurut aku, sekarang antusiasmenya dua kali lipat lebih daripada sebelum pandemi. Justru sekarang orang-orang menantikan karya-karya orang Indonesia dan penontonnya banyak yang meledak. Banyak film, terutama yang genre-nya horor sekarang itu banyak disukai dan jumlah penontonnya gak sedikit," katanya. 

Michelle Joan (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

"Jadi senang banget, mungkin ngerasa yang diistirahatkan pas pandemi kemarin buat kita bisa istirahat biar kreativitasnya bisa mungkin lebih terbentuk lagi,” sambungnya.

Sebagai pemeran dalam film Iblis Dalam Darah yang direncanakan untuk tayang di beberapa negara Asia Tenggara, Michelle juga merasa bangga. Baginya, hal tersebut menunjukkan film Indonesia mulai diterima di negara-negara lain.

“Senang banget, benar-benar merasa bangga ya kalau film Indonesia gak cuma tayang di Indonesia aja. Dengan film kita ditonton banyak orang Indonesia aja udah senang, terus tiba-tiba dengar bakal tayang juga kayak di Singapura, Malaysia, Vietnam dan Kamboja, itu bangga banget. Karena bukan cuma masyarakat Indonesia aja, orang luar negeri juga bisa nonton hasil karya kita bersama,” katanya.

“Semoga bisa diterima dengan baik di sana, hasilnya juga memuaskan dan karya-karya Indonesia bisa semakin dikenal dan diterima dengan baik sama masyarakat di luar negeri sana,” harapnya.

Michelle Joan (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Kehadiran OTT juga dinilai Michelle sebagai angin segar bagi perfilman Indonesia. Dengan adanya platform digital itu, film Indonesia punya kesempatan lebih untuk dikenal masyarakat dunia.

Berkaca dengan apa yang ditampilkan industri perfilman Korea Selatan dan Michelle Yeoh yang berhasil meraih Oscar, Michelle Joan merasa anak-anak bangsa juga seharusnya punya kemungkinan yang sama untuk berkancah dan dilihat dunia internasional.

Michelle melihat bahwa saat ini dunia perfilman sudah banyak menampilkan hal-hal unik dari kebudayaan yang berbeda. Indonesia sebagai salah satu negara Asia yang punya kebudayaan yang unik dan kaya, diharapnya bisa membuat karya film berkualitas yang bisa diterima lebih banyak orang.

“Menurut aku, lebih banyak lagi kesempatan buat kita, masyarakat Asia bisa menunjukkan kalau kita gak kalah kok. Gak cuman Hollywood yang bisa bikin film bagus, tapi Asia juga bisa,” pungkas Michelle Joan.