Perbedaan Junk Food dan Fast Food
Perbedaan Junk Food dan Fast Food (Icons8 Team - Unsplash)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Perbedaan antara junk food serta fast food yaitu kalau junk food pada dasarnya merujuk pada santapan dengan angka vitamin yang amat kecil, sebaliknya fast food merujuk pada santapan yang gampang diterima yang bisa dibeli dengan kilat dari restoran.

Mau junk food ataupun fast food merupakan 2 tipe santapan yang kita beli dari restoran ternyata makan santapan rumahan yang segar. Konsumsi fast food serta junk food yang kelewatan bisa tingkatkan resiko terserang penyakit semacam diabet, kanker, serta penyakit jantung. 

Junk Food(Robin Stickel - Unsplash)
Junk Food(Robin Stickel - Unsplash)

Perbedaan Junk Food dan Fast Food

  • Junk Food

Junk food adalah kategori makanan yang termasuk makanan yang mengandung nilai gizi sangat rendah. Mereka cukup tinggi dalam kilojoule, tambahan gula, garam, atau lemak jenuh. Karena itu, Anda tidak boleh mengonsumsi junk food sebagai bagian dari diet utama apa pun. Junk food disebut juga makanan kaya “kalori kosong”.

Jika Anda adalah orang dengan nilai BMI yang sehat, tidak masalah jika sesekali mengonsumsi junk food dalam jumlah kecil. Namun, jika Anda sadar ingin menurunkan berat badan, sebaiknya batasi diri Anda untuk tidak mengonsumsi junk food setiap hari. 

Junk food dapat meningkatkan kemungkinan Anda menjadi gemuk dan obesitas. Asupan junk food yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko tertular beberapa penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, kanker, penyakit kardiovaskular, dan penyakit perlemakan hati non-alkohol.

  • Fast Food

Makanan fast food pada dasarnya mencakup makanan cepat saji dan olahan yang mudah disiapkan dan disajikan di restoran dan bar makanan ringan. Anda dapat dengan mudah mengidentifikasi makanan cepat saji berdasarkan sifatnya yang mudah diakses. Mereka pada dasarnya adalah alternatif yang lebih murah yang bisa kita miliki daripada makanan rumahan. Namun, sama seperti junk food, makanan cepat saji juga tinggi kandungan gula, garam, kalori, dan lemak jenuh.

Budaya cepat saji berkembang sebagai akibat dari gaya hidup manusia modern yang sibuk dan padat yang tidak dapat meluangkan waktu untuk menyiapkan makanan rumahan yang sehat. Namun, sebagai alternatifnya, beberapa pemilik makanan cepat saji telah mengambil langkah untuk membuka bar salad, ayam panggang, daging tanpa lemak, dan roti gandum di restoran cepat saji mereka. Ini membantu menyajikan makanan cepat saji bergizi kepada konsumen yang sadar nutrisi.

Meskipun beberapa pemilik restoran cepat saji khawatir untuk menawarkan menu yang lebih sehat kepada pelanggan, mayoritas masih memasak makanan mereka menggunakan banyak mentega dan minyak goreng. Oleh karena itu, bagi penderita penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, atau diabetes sebaiknya membatasi konsumsi makanan cepat saji karena kebanyakan kaya akan gula, garam, dan lemak.

Jadi setelah mengetahui perbedaan junk food dan fast food, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!