Distan Mataram Siapkan 600 Dosis Kedua Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku untuk Sapi
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram drh Dijan Riyatmoko. (Foto: ANTARA)

Bagikan:

MATARAM - Dinas Pertanian Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan 600 dosis kedua vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk sapi sebagai upaya pencegahan dan pengendalian virus PMK.

"Sebanyak 600 dosis kedua vaksin PMK tersebut, dijadwalkan pekan ini mulai kita suntikkan ke 600 sapi milik peternak secara bertahap di enam kecamatan," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram drh Dijan Riyatmoko di Mataram, Antara, Rabu, 1 Maret. 

Vaksinasi PMK merupakan program nasional yang bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh yang spesifik terhadap penyakit PMK.

Diharapkan sapi-sapi yang sudah divaksin akan membentuk kekebalan, mencegah hewan ternak tersebut sakit, dan mencegah penularan antar hewan ternak.

Menurutnya, populasi sapi di Kota Mataram saat ini tercatat sebanyak 1.439 ekor. Sementara pada tahun 2022 sebanyak 839 ekor sudah divaksin dosis kedua, sisanya 600 ekor akan dilakukan tahun ini.

Setelah dosis vaksin kedua rampung, lanjutnya, enam bulan berikutnya akan dilakukan vaksinasi PMK dosis ketiga untuk penguat atau "booster", dengan target 90 persen dari populasi sapi atau sekitar 1.200 ekor.

"Kita tidak bisa targetkan 100 persen, karena ada saja sapi yang terjual sebelum genap enam bulan," katanya.

Dikatakan, kegiatan vaksinasi PMK terhadap ternak sapi diberikan secara gratis karena dosis vaksin juga bantuan dari pemerintah pusat sebagai upaya pengendalian dan pencegahan virus PMK.

"Meskipun Kota Mataram sudah bebas dari kasus PMK, namun upaya pencegahan harus tetap kita lakukan salah satunya melalui vaksinasi," katanya.

Sementara untuk pengawasan lalu lintas ternak di pasar hewan, sambung Dijan, tetap dilakukan secara intensif oleh petugas di Pasar Ternak Selagalas.

Tim khusus PMK memang sudah tidak ada, namun pengawasan dan pemeriksaan ternak yang masuk ke pasar ternak tetap diseleksi terutama ternak-ternak yang datang dari luar Pulau Lombok.

"Apabila ditemukan ada indikasi ternak sakit, kita tolak. Ternak sakit tidak kita izinkan masuk," katanya.

Diharapkan, melalui upaya-upaya itu Kota Mataram bisa tetap steril dari berbagai virus PMK serta penyakit-penyakit ternak lainnya.