Bagikan:

YOGYAKARTA – Cinta timbal balik dalam perkawinan, tentu diinginkan oleh setiap pasangan. Karena dengan saling cinta, setiap orang yang berpasangan akan sama-sama saling merawat dan mencintai tanpa syarat.

Setiap pasangan jangka panjang, menurut penelitian yang dilakukan David Buss dan kolaboratornya, memiliki sesuatu yang agak mendalam, yaitu cinta timbal balik. Penelitian lainnya yang dilakukan pada 10.000 pasangan heterogen, fitur yang dicari selain penampilan, uang, dan kekuasaan yang menduduki posisi di belakang ‘sopir’ untuk saling mencintai.

Dalam ikatan berpasangan, ditemukan bahwa yang berjangka Panjang membutuhkan tingkat investasi berupa perawatan intensif. Seperti halnya pada spesies burung robin Amerika Utara, mereka menunjukkan ikatan berpasangan jangka panjang. Ini kemudian dijadikan konotasi dari aktivitas saling mencintai dalam manusia berpasangan. Kalau tentang cinta sendiri, Helen Fisher dilansir Psychology Today, Minggu, 19 Februari, membuat statement bahwa pada kenyataannya cinta adalah bagian penting dari pengalaman manusia yang berkembang.

Cinta tampaknya menjadi perekat emosional, terkait dengan semua jenis fenomena fisiologis, seperti pelepasan hormon oksitosin. Ini membuat pasangan dalam spesies manusia seringkali merasa bahagia. Ini juga menunjukkan fakta bahwa cinta timbal balik dianggap sangat penting oleh orang-orang dari seluruh penjuru dunia berbicara tentang sifat universal, nyata, dan berevolusi.

saling mencintai dalam pernikahan
Ilustrasi saling mencintai dalam pernikahan (Freepik/jcomp)

Bagaimana dengan cinta bertepuk sebelah tangan? Nyatanya, terdapat tiga kategori dalam kehidupan berpasangan, antara lain berdua saling mencintai, berdua putus cinta satu sama lain, dan terakhir, cinta sebelah tangan. Kalau cinta bertepuk sebelah tangan, artinya tidak berada di halaman yang sama satu sama lain, tidak benar-benar melihat dan menghargai emosi pasangannya, tidak benar-benar peduli satu sama lain. Berbeda dengan saling cinta, yang mana saling memaafkan, percaya, ingin Bersama, dan menghabiskan waktu bermakna Bersama.

Melalui penjelasan di atas, professor psikologi di State University of New York, Glenn Geher, Ph.D. menunjukkan bahwa perkawinan adalah bagian penting dari pengalaman manusia yang lebih luas. Di dalamnya terlibat aspek evolusi dalam perspektif.

Memilih pasangan yang tidak dapat diandalkan, jahat, tidak dapat dipercaya, dan umumnya tidak menyenangkan dapat memiliki segala macam konsekuensi yang merugikan bagi hidup Anda dan juga anak-anak yang mungkin Anda miliki dengan pasangan tersebut. Cinta berevolusi sebagian besar untuk membantu memfasilitasi kerja tim dan kebaikan dalam pasangan. Tak diragukan lagi bahwa cinta timbal balik, sebagai lawan dari variasi cinta bertepuk sebelah tangan, sangat penting dalam memfasilitasi kesuksesan hubungan serta semua hal positif yang menyertai perjalanan itu.

Hubungan tanpa cinta timbal balik adalah hubungan yang kemungkinan besar akan menjadi hubungan yang penuh dengan masalah. Di sisi lain, hubungan yang benar-benar dibangun di atas dasar cinta timbal balik kemungkinan besar akan bergerak sepanjang lintasan positif untuk waktu yang lama. Nilai cinta timbal balik dalam kesuksesan hubungan, sederhananya, tidak bisa dilebih-lebihkan.