YOGYAKARTA – Tanpa disadari, saat menunggu atau jeda selama mengerjakan sesuatu, kita sering meretakkan buku jari hingga berbunyi. Meski melegakan, ternyata bukan tidak berisiko. Membunyikan jari tangan, memang memuaskan dan membantu mengatasi situasi stres. Tetapi ikuti penjelasan spesialis reumatologi, benarkah aktivitas ini bisa menyebabkan radang sendi?
Buku jari adalah persendian di antara buku satu dengan buku lainnya pada jari. Menurut dokter Jason Liebowitz, spesialis reumatologi di Rockway, New Jersey, suara bergemeretak yang dihasilkan oleh buku-buku persendian berasal dari gelembung nitrogen dalam cairan synovial. Tidak hanya pada jari, cairan ini juga terdapat pada seluruh persendian tubuh. Cairan synovial ini adalah zat alami yang membantu melumasi sendi.
Ketika bergerak, cairan sinnovial melindungi tulang rawan dari keausan. Nah, kalau sering dibunyikan akan menciptakan tekanan negatif dan mengarah pada pembentukan gelembung di dalam cairan. Pada ahli percaya bahwa suara retakan adalah “letupan” dari gelembung yang pecah. Melansir Huffpost, Selasa, 6 Desember, penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa suara tersebut sebenarnya adalah pembentukan gelembung.
“Fenomena ini terjadi terutama pada sendi-sendi kecil, seperti di tangan dan sendi-sendi facet di tulang belakang,” jelas Dr. Robert G. Hylland, asisten profesor klinis di Michigan State University College of Ostheopathic Medicine.
Tidak setiap orang bisa meretakkan atau membunyikan dua bagian persendian yang disebutkan di atas. Mereka memiliki persendian yang lebih longgar sehingga tidak dapat berbunyi ketika diberi tekanan dan tidak cairan tidak membuat gelembung. Kalau Anda termasuk sering membunyikan buku jari, ternyata membutuhkan waktu setidaknya 20 menit untuk rongga ini terisi gelembung lagi. Jelas rheumatologist Dr. Iziegbe Ehiorobo, olah karena itu membutuhkan waktu untuk berbunyi lagi ketika diberi tekanan.
BACA JUGA:
Dalam sedikit kasus, ditemukan laporan sesekali tentang cedera terkait dengan knuckle-knuckle-cracking atau membunyikan buku jari. Tetapi laporan yang diterbitkan Harvard ini karena penekanan yang ekstrim. Pada umumnya, banyak ahli tidak menemukan bukti tentang risiko meretakkan buku jari berkaitan dengan arthritis.
Arthritis sendiri, banyak sekali faktornya. Bawaan genetik hanya faktor kecil sekali. Sedangkan bukti meretakkan buku jari tidak ditemukan menyebabkan kerusakan tulang rawan dalam persendian dan otot.