YOGYAKARTA – Berhubungan seks merupakan preferensi setiap orang yang berpasangan. Dalam konteks seksual, dikenal fetish yang cenderung dianggap ‘tidak normal’. Tetapi, menurut seksolog memiliki fantasi spesifik dalam hubungan seksual, itu normal asalkan tidak menyakiti pasangan dan mengutamakan persetujuan dari pasangan.
Menurut definisi, fetish tergolong di luar ‘norma’ seksual tetapi tak berarti setiap hasrat seksual yang dianggap ‘aneh’ memenuhi syarat sebagai fetish. Ada garis yang memisahkan fetish dengan sesuatu yang disukai. Artinya, yang disukai tidak selalu fetish. Jika Anda menyukai pukulan sesekali di bokong, merupakan hal yang bisa diterima tetapi tidak berarti Anda memiliki fetish pukulan. Fetish berupa objek atau tindakan yang harus menjadi bagian dari tindakan seks agar seseorang dapat terangsang.
Seorang peneliti di The Kinsey Institute dilansir Glamour, Senin, 28 November, Justun Lehmiller, Ph.D., kebanyakan fetish dianggap sebagai perilaku yang dipelajari di mana seseorang mengasosiasikan objek tertentu dengan gairah seksual melalui pengalaman. Itu mungkin berasal dari masa kanak-kanan atau remaja sehingga mungkin menemukan fetish sebagai orang dewasa yang berpengalaman secara seksual.
Daniel Saynt, seks edukator dan pendiri The New Society for Wellness, mengatakan bahwa Anda mungkin tidak tahu bahwa Anda menyukai fetish sampai Anda mencobanya. Itulah sebabnya, hubungan seks itu selalu memerlukan hal yang baru. Selain untuk menjaga kehangatan dengan pasangan, juga mengetahui tentang diri.
Sebagian besar orang memiliki fantasi seks, dan tak jarang merasa aneh dengan fantasinya. Tetapi kebanyakan sama sekali tidak berbahaya. Asalkan tidak melewati batas, seperti melanggar persetujuan dan menyakiti orang lain. Misalnya, jika menyukai stoking jala saat bercinta.
Di atas telah dijelaskan sisi normal dari fetish. Ketika fetish merusak kehidupan seks karena tidak terkendali, artinya haris bertemu terapis dan menjalani terapi.
BACA JUGA:
Cara sehat dan positif dengan fetish yang dimiliki, harus berkomunikasi dengan pasangan. Anda perlu terbuka tentang apa yang Anda sukai. Dengan begitu, banyak rasa malu dan stigma seputar fetish bisa didiskusikan bersama pasangan sehingga menemukan persetujuan dan memberikan waktu pada pasangan untuk memahami Anda.
Terbuka dengan pasangan, menurut Lehmiller, untuk membangun kepercayaan dan keterampilan berkomunikasi yang setara. Saat bereksperimen, selalu mengevaluasi bersama pasangan bagaimana perasaannya. Karena peting bagi Anda dan pasangan merasa nyaman dan puas secara seksual.
Jika tidak berhasil, tak apa-apa, karena tidak semua orang akan memiliki preferensi yang sama. Tambah Lehmiller, diskusi yang terbuka dan jujur penting dilakukan. Mempermalukan pasangan atas apa yang mereka sukai atau tidak, bukanlah cara yang produktif untuk maju dalam suatu hubungan.