YOGYAKARTA – Batasan dalam berpasangan berfungsi seperti aturan dalam hubungan yang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan atau berkaitan dengan toleransi. Batasan yang sehat adalah yang ditetapkan berdasarkan waktu, emosi, energi psikologis, ruang fisik, dan ruang tubuh. Tujuannya untuk melindungi diri dari perasaan terkuras oleh orang lain, termasuk oleh pasangan.
Batasan yang sehat meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional. Menurut psikolog klinis yang berbasis di Los Angeles, Rubin Khoddam, Ph.D. dilansir Psychology Today, Senin, 31 Oktober, batasan yang sehat membantu menghindari kejenuhan, kelelahan, bahkan kebencian.
Sebaliknya, batasan yang tidak sehat seolah memanfaatkan orang lain. Artinya, membuat orang lain memaksakan diri ketika berhubungan dengan Anda dan memiliki sedikit waktu untuk diri sendiri. Batasan yang tidak sehat juga dapat terlihat ketika tak bisa mengatakan ‘tidak’ pada orang lain, mendahulukan kepentingan orang lain atas kebutuhan sendiri, dan merasakan lelah. Rekomendasi Khoddam, begini langkah untuk menciptakan batasan sehat dalam hubungan berpasangan.
1. Kenali batas Anda
Sebagian besar dari kita tidak tahu bahwa suatu batas telah dilewati atau dilanggar sampai setelah fakta tertentu terjadi. Mungkin sulit untuk mengetahui di mana batas diri. Tetapi langkah pertama, tentukan dulu apa batasan Anda.
Kunci untuk mengidentifikasi batasan adalah dengan mendengarkan reaksi naluriah Anda apakah Anda punya waktu atau energi untuk berkomitmen pada sesuatu. Batasan bisa diciptakan ketika merefleksikan masa lalu, yang kemudian membantu Anda secara intuitif menentkan di mana batas Anda untuk waktu berikutnya.
2. Komunikasikan batas Anda dengan jelas
Setelah Anda memahami beberapa batasan konkret dan spesifik yang ingin ditetapkan, langkah selanjutnya mengkomunikasikannya secara tegas kepada orang lain. Kesalahan umum yang harus dihindari adalah berasumsi bahwa orang lain secara otomatis mengetahui batasan Anda. Jika tidak mengkomunikasikan batasan secara jelas dan langsung, orang lain termasuk pasangan tidak akan tahu kalau mereka telah melewati batas.
3. Latih apa yang ingin Anda katakan
Mempraktikkan apa yang ingin Anda katakana dan bagaimana mengatakannya akan meningkatkan peluang keberhasilan menetapkan batasan. Tentu ini tidak mudah, tetapi memakai kalimat sederhana yang menggambarkan kebutuhan Anda terkait dengan batasan sehat. Misalnya, “Karena saya menyelesaikan banyak tugas hari ini, maka tidak bisa membantu, mungkin aku bisa membantu berkemas hari Sabtu”.
4. Hindari meminta maaf atau terlalu menjelaskan
Agar tetap bersikap sopan, hindari kesan kasar. Dalam menetapkan batasan sehat, hindari meminta maaf secara berlebihan dan memberikan alasan atau penjelasan. Artinya, dalam menetapkan batasan jangan sampai bertele-tele meskipun perlu mengulanginya beberapa kali agar pasangan memahami batasan Anda.
BACA JUGA:
5. Konsisten dengan batasan yang Anda buat
Saat menetapkan batasan, penting untuk mempertahankan pendirian Anda dan konsisten dengan keputusan awal Anda. Terutama jika menetapkan batasan dengan anggota keluarga, teman, atau rekan kerja. Tetapi Anda bisa menawarkan alternatif atau sesuatu seperti “mungkin lain kali”.
Penting untuk dipahami, berpegang teguh pada respons awal Anda membantu mengkomunikasikan kepada pasangan bahwa ini adalah batas yang tidak dapat mereka lewati dengan mudah dan membuat mereka menganggap serius dengan batasan Anda. Semakin tegas Anda dengan batasan, semakin besar personal boundary Anda dihormati.