YOGYAKARTA – Tertawa manis dan tulus tidak hanya sehat secara mental, tetapi juga hubungan sosial. Bahkan menurut penelitian dalam National Cancer Institute menemukan bahwa orang yang tertawa secara teratur dapat menurunkan hormon stres. Tetapi bagaimana kalau tertawa tidak tulus atau memiliki intensi tertentu untuk mengontrol ataupun manipulatif seperti dalam karakter psikopat?
Hervey Cleckley, seorang peneliti psikopati dari pertengahan tahun 1900-an mengembangkan kesimpulan pada karakter psikopat. Melansir Psychology Today, dia mengamati bahwa psikopat sering kali jenaka dan terkadang memberikan kesan dangkal tentang hal yang jauh berbeda dan sangat serius dengan humor. Humor bagaimanapun, dalam arti penuh, tidak dimiliki oleh karakter psikopat.
Psikopat, menurut Winifred Rule, penulis Born To Destroy … Psychopathy in Females, a Life Story, bisa sangat jenaka, penuh lelucon, dan percakapan yang mengasyikkan. Pakar psikopat lainnya, Dr. Robert Hare, menggambarkan kemampuan psikopat untuk menjadi cerdas dan pandai bicara serta pembicara yang menghibur dan lucu.
Seorang perempuan psikopat, sering bercanda pada situasi tertentu. Bahkan mengolok-olo dirinya sendiri. Tawanya yang riuh memastikan bahwa dia menjadi pusat perhatian. Tetapi tawa yang tidak tulus ini bukan humor yang bagus. Tertawa diperhitungkan untuk menutupi motif sebenarnya.
Tawa seorang psikopat, cenderung mengatur ‘panggung’ sambil menempatkan seseorang di dekatnya dalam kerangka pikiran yang menyenangkan. Mereka terus tertawa saat menarik orang lain lebih dekat, tujuannya agar orang tersebut mempercayai ceritanya dan jatuh cinta pada kebohongannya.
Menurut penelitian yang dilakukan peneliti dari University of Zurich terhadap 143 perempuan dan 90 pria psikopat, tawa mereka tidak menunjukkan kontribusi terhadap kesejahteraan orang lain. Mereka tertawa untuk memanipulasi dengan cara tidak berperasaan. Tertawa, bagi psikopat adalah alat menyembunyikan kebohongan, mendominasi, mengendalikan, dan mengakali. Bahkan mengubah seseorang menjadi yang bukan dirinya sendiri.
BACA JUGA:
Tutup Rule dalam ulasannya mengenai tawa psikopat yang enggak tulus, intrik psikopat seringkali gagal dipahami. Mereka kerap tertawa, yang menurutnya dapat memberikan kesenangan tetapi terdapat kekosongan yang perlu diisi hingga menemukan kesenangan berikutnya.