Bunda Ingin Bekerja saat Punya Anak Balita? Ini yang Perlu Diperhatikan
Ilustrasi bunda bekerja saat punya anak balita (Unsplash/Sai De Silva)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Setelah menikah dan punya momongan, banyak perempuan memilih tidak bekerja. Mereka di rumah dan meninggalkan karirnya kemudian fokus membersamai perkembangan anak serta menyelesaikan banyak tugas di rumah. Ini merupakan preferensi setiap perempuan, tetapi apabila anak mengalami masa milestone dan perkembangan motorik, sosial, dan kognitif dengan baik, Bunda memiliki banyak kesempatan untuk berdaya.

Apa saja hal yang perlu diperhatikan dan dapat mendukung bunda untuk bisa berdaya?

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Bintang

Ayu Darmawati menggaribawahi aspek penting pada pidatonya dalam webinar bertajuk Investasi pada Pengasuhan Anak, Mendorong Partisipasi Perempuan dalam Angkatan Kerja yang digelar kemarin pada Kamis, 27 Oktober.

Menteri PPPA menggarisbawahi bahwa semua pihak dan sektor pembangunan perlu bekerja sama untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja untuk mewujudkan perempuan berdaya, anak terlindungi, Indonesia maju. Sektor yang disasar adalah ekosistem layanan pendidikan anak usia dini dan pengasuhan anak yang inklusif, universal, dan berkualitas tinggi.

investasi pengasuhan anak mendorong partisipasi perempuan dalam angkatan kerja
Webinar Investasi pada Pengasuhan Anak, Mendorong Partisipasi Perempuan dalam Angkatan Kerja (Sumber dok. spesial)

Dalam webinar yang diselenggarakan The World Bank, didukung Australian Government, dan diorganisir oleh majalah Femina ini, Satu Kakonen sebagai Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste memaparkan bahwa hal yang menghambat perempuan dalam dunia kerja terkait pengasuhan anak.

Dengan isu-isu lain yang menghambat perempuan untuk berdaya pemerintah maupun aktor penting lainnya termasuk perusahaan, pekerja terkait upaya perawatan (care workers), dan penyedia fasilitas pengasuhan anak untuk mengembangkan solusi bagi semua pihak. Ada peranan yang dapat dilakukan oleh kebijakan publik dalam mengembangkan peraturan, dan untuk seluruh pemangku kepentingan bekerja sama dalam mengembangkan potensi di sektor ini.

Pemerintah telah berupaya meningkatkan satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Seperti yang dipaparkan Komalasari, Plt. Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Standar pencapaian perkembangan anak usia dini telah ditetapkan. Maka anak yang masuk ke PAUD akan mendapatkan stimulasi dalam proses pembelajaran yang mereka terima untuk meraih pencapaian yang sesuai dengan perkembangan anak.

Jadi, kalau Bunda bekerja ketika anak usia Balita, satuan PAUD bisa jadi mitra yang mewujudkan perempuan bekerja dan produktif secara ekonomi.

Di samping itu, beberapa perusahaan juga telah menerapkan kebijakan kesetaraan gender dalam manajemen dan kepemimpinan internal perusahaan di Indonesia. Dalam praksisnya, menurut Direktur Human Resources PT. Unilever Tbk., Willy Saelan, perusahaan multinasional ini telah menyediakan fasilitas daycare bagi karyawan. Selain juga dilengkapi dengan fasilitas ruang laktasi, area khusus bayi dan balita, serta pendidikan dengan kurikulum pengenalan budi pekerti, toleransi dan kemandirian bagi anak-anak.

fasilitas pengasuhan anak yang berkualitas
Ilustrasi bunda bekerja saat punya anak balita (Istockphoto/damircudic)

Saat ini banyak pula tempat pengasuhan anak yang berkualitas. Seperti daycare Tupai Kecil yang menerapkan standar keselamatan dan kesehatan anak, kualitas sumber daya pengasuh, serta program pengembangan anak dengan menerapkan ragam stimulasi dan aktivitas sesuai usianya.

Hal kedua yang bisa mendukung Bunda dalam berdaya ialah menemukan fasilitas pengasuhan anak yang mumpuni. Selain beberapa perusahaan yang telah memiliki fasilitas bagi perempuan untuk berdaya dan tetap membersamai buah hatinya dalam masa milestone. Bunda juga bisa berkolaborasi dengan support system terdekat. Atau menemukan fasilitas pengasuhan anak yang mendukung perkembangan anak secara optimal seiring Bunda mengembangkan diri untuk terus berdaya.