Sinopsis Film Inang, Perjuangan Ibu Melawan Mitos Sial Rabu Wekasan
Film Inang (IDN Pictures)

Bagikan:

JAKARTA - Inang, film horor thriller pertama sutradara Fajar Nugros, Inang yang akan resmi tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 13 Oktober 2022. Film ini menjadi salah satu film yang diputar di panggung BIFAN.

Film ini bahkan berpartisipasi dalam kompetisi utama di BIFAN yang bertajuk Bucheon Choice Award. BIFAN merupakan festival film terbesar dan paling bergengsi di Asia yang berfokus untuk memberikan penghargaan pada film-film bergenre horor, thriller, laga, fiksi ilmiah, dan komedi.

Film yang menjadi debut perdana Naysilla Mirdad di layar perak itu ditulis oleh Deo Mahameru dan dibintangi juga oleh Pritt Timothy, Nungki Kusumastuti, Rania Putrisari, Totos Rasiti, Muzakki Ramdhan, David Nurbianto, dan Emil Kusumo.

Cerita film tentang Wulan (diperankan selebritas Naysilla Mirdad) dan Eva (Lydia Kandou) sama-sama berjuang untuk menyelamatkan putra mereka dari kekuatan jahat yang ingin mengambil alih kehidupan sang anak. Ini sebuah realita kehidupan yang dibalut unsur mitos jawa Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan. Ritual yang dikenal masyarakat Jawa itu biasanya dilakukan pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar pada Kalender Hijriah.

Sebagian orang percaya, itu merupakan hari sial sehingga harus melakukan ritual agar terhindar dari kemalangan dan segala macam musibah atau cobaan. Ada berbagai versi mengenai sejarah lahirnya ritual ini, salah satunya tidak terlepas dari Keraton Mataram dengan Sultan Agung yang dulu pernah berkeraton di Pleret.

Ritual ini diselenggarakan sejak tahun 1600. Pada saat itu, terjadi wabah penyakit atau pagebluk sehingga masyarakat meyakini perlu melakukan ritual untuk menolak bala wabah penyakit ini dan Rebo Wekasan diadakan sebagai wujud doa.

Sebenarnya, mitos dalam masyarakat di era hadirnya teknologi canggih masih lestari hingga kini. Ritual-ritual terkait mitos pun masih dilakukan sebagian orang di berbagai wilayah di Indonesia dan sebagian bahkan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara.

Cara masyarakat dalam menyikapi Rebo Wekasan di masing-masing daerah berbeda-beda. Di Desa Wonokromo, Bantul, Yogyakarta, tradisi tolak bala terkait Rebo Wekasan diwujudkan dengan pembuatan lemper raksasa yang kemudian dibagi-bagikan kepada warga atau orang-orang yang hadir dalam acara itu.