Berkenalan dengan Penguin Humboldt di Ancol
Penguin di Seaworld, Ancol (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Bagi yang ingin menghabiskan akhir pekan, mungkin bisa datang ke Ocean Dream Samudra, Ancol, Jakarta Utara, bisa jadi pilihan. Di sana, para pengunjung bisa menikmati berbagai atraksi dari sejumlah hewan, salah satunya adalah penguin berjenis Humboldt.

Penguin yang punya nama lain spheniscus humboldti ini, berasal dari Amerika Selatan atau pesisir Chili dan Peru. Di alam liar, dia bisa hidup selama 15-20 tahun dan memakan ikan kecil. Penguin ini punya tubuh berukuran 56 sampai 66 cm.

Ketika berkunjung melihat penguin tersebut di Ocean Dream Samudra, Ancol, tim VOI mendapat kesempatan memberi makan penguin. Ini adalah pengalaman pertama kali bagi tim VOI berinteraksi langsung dengan spesies burung yang tak bisa terbang tersebut.

Sekitar pukul 13.00 WIB, kami masuk ke dalam kandang penguin tersebut. Sekitar puluhan penguin hidup di akuarium yang sangat luas. Bagian akuarium itu terbagi dua, ada daratan dan air yang merupakan tempat penguin itu berenang. 

Saat kami masuk, bau amis dari ikan yang jadi makanan mereka menyeruak ke lubang hidung kami.

Keeper sedang memberi makan penguin (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Sebelum berinteraksi seorang keeper atau penjaga akuarium itu, Bayu, meminta kami menggunakan jaket yang berwarna sama dengan yang ia gunakan. Jaket berkelir ungu tua dan ungu muda itu dia serahkan pada kami untuk dikenakan.

"Ini dipakai ya, mbak. Supaya penguinnya mau mendekat. Soalnya mereka hafal sama warna ini," kata Bayu saat menemani kami yang akan memberikan makanan pada penguin, Sabtu, 25 Januari.

Selain meminta kami memakai jaket, Bayu juga meminta kami memakai boots. Alasannya, sepatu bersih dan sudah disterilkan untuk menjaga kesehatan penguin yang ada di sana.

Setelah itu, Bayu memberikan wadah kotak transparan pada kami. Isinya, beberapa ekor ikan layang yang sudah mati dan siap disantap oleh penguin ini. "Nanti dia mendekat, kasih saja. Pegang ekor ikannya ya, jangan badannya," jelas dia.

Belum saja ikan kami ambil dari wadah itu, seekor penguin menghampiri kami. Matanya menatap ke arah tangan kami yang memegang ikan layang favoritnya. Tak berlama-lama, kami kemudian menyodorkan ikan itu ke arah paruh penguin itu dan dimakannya,  sebelum dia kembali ke air untuk berenang.

Menggemaskan tingkah penguin itu, hanya saja Bayu melarang kami memegang salah satu dari mereka. Alasannya, dia hanya boleh dipegang oleh petugas.

Kami kemudian berbincang dengan Bayu, kata dia, penguin ini padahal baru saja diberikan makan dengan menu yang sama. Dia mengatakan penguin-penguin ini memang tak perlu suhu yang begitu dingin sebab tinggalnya memang di wilayah subtropis.

"Tapi tetap harus dijaga juga suhunya, supaya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin," ungkapnya.

Keeper sedang merawat penguin (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Pemberian makan biasanya dilakukan sebanyak tiga kali begitupun pembersihan akuariumnya supaya kesehatan para penguin ini tetap terjaga. Selain itu, masing-masing penguin ini diperiksa kesehatannya secara rutin. 

"Makanya kan pakai tag di sayapnya tuh, supaya bisa kita cek kesehatannya. Warnanya beda-beda, supaya bisa dipantau juga," jelas Bayu.

Dia juga mengatakan, beberapa kali penguin ini kerap terlibat perkelahian walaupun tidak parah. Penyebabnya, penguin ini memang hewan berkelompok.

Biasanya, perkelahian ini diawali jika ada satu penguin yang kemudian menantang penguin lain. Kalau sudah begini, Bayu harus siap memisahkan mereka yang berkelahi. 

Tapi dari pekerjaannya itu, dia merasa tak ada kesulitan. Bayu merasa senang bisa karena bisa mengurus penguin Humboldt tersebut. "Habis lucu sih, jadi enggak ada dukanya. Senang aja," tutupnya sambil tersenyum.