Bagikan:

YOGYAKARTA – Orang dengan ketangguhan mental dikaitkan dengan kemampuan mengatasi kesulitan hidup. Mereka juga selalu belajar dari pengalaman, menghargai setiap pengalaman, dan senantiasa mengembangkan diri. Ketangguhan mental, kerap disebut sebagai resiliensi. Ini berkorelasi positif dengan kesehatan mental, keterampilan beradaptasi, dan kepribadian yang fleksibel.

Banyak orang tak tahu, bahwa orang yang tangguh bukan egois. Tetapi cenderung dapat melihat perspektif orang lain ketika berselisih paham. Dengan begitu, mendapatkan hasil positif dalam hidup. Ketangguhan mental ciri-cirinya sebagai berikut ini.

1. Menghadapi tantangan dan kenyataan yang dialami

Dalam menghadapi tantangan dan kenyataan yang dialami, tidak dengan tangan kosong. Ini yang dimiliki orang tangguh, yaitu berpijak pada fakta, memiliki perencanaan yang baik, dan mengantongi umpan balik dari orang terdekat. Ketika memiliki amunisi, mereka siap untuk konsekuensi dari perilaku dalam menjalani kehidupan.

ketangguhan mental
Ilustrasi ketangguhan mental (Freepik/wayhomestudio)

2. Menerima konsekuensi dari pilihan mereka

Bertanggung jawab atas tindakan, pilihan, dan keputusan itu tidak mudah lho. Tetapi bagi orang yang tangguh secara mental, mereka menerima segala konsekuensinya. Termasuk rasa sakit sebagai akibat dari tindakan. Dilansir Psychology Today, Kamis, 15 September, orang dengan ketangguhan mental tidak memosisikan diri sebagai ‘korban’ dengan menyalahkan orang lain atas masalah yang dihadapi.

3. Mengenali kapasitas diri

Kapasitas dalam hal ini ialah kesadaran akan perilaku perasaan, dan pikiran. Ketika seseorang selalu menyadari ketiganya, maka mereka tahu kapan perlu mencari bantuan untuk masalahnya.

4. Berkemampuan dalam mengoreksi diri

Menurut praktisi konseling kesehatan mental, Tracy Hutchinson, Ph.D., orang yang belajar dari kesalahan mereka dan lebih banyak dapatkan konsekuensi positif ialah tanda orang yang tangguh secara mental. Mereka dapat diandalkan dan mengenali keterbatasan diri.

5. Berpijak pada realitas

Tidak mudah untuk memandang realitas tanpa dikaburkan oleh perasaan. Ketika emosi dan perasaan mengaburkan padangan dalam melihat kenyataan, disebut dengan realisme afektif. Bagi orang tangguh, mereka dapat memandang realitas yang tidak bias dengan perasaan atau berjarak dengan realisme afektif.

6. Memaknai peristiwa masa lalu

Tanda keenam dari orang yang tangguh secara mental, berkaitan dengan aspek spiritual. Sebab, dibutuhkan daya untuk mengatasi pengalaman negatif menjadi bermakna. Hutcheon mencontohkan Beethoven yang menulis Ninth Symphony untuk menyalurkan keputusasaannya atas telinganya yang tuli.

Contoh ini menandai bahwa orang yang tangguh bisa melampaui tantangan hidup dan proaktif dalam memaknai setiap pengalaman hidup.