Mengajari Anak untuk Disiplin, Hindari Lakukan 6 Kesalahan Ini <i>ya</i>
Ilustrasi hindari kesalahan ketika mengajari anak untuk disiplin (Freepik/Gpointstudio)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Mengajari anak-anak untuk disiplin dan mengikuti aturan yang telah disepakati, mungkin tidak mudah. Anda sebagai orang tua membutuhkan konsistensi dan kesabaran tingkat tinggi. Karena tidak mudah, seringkali orang tua melupakan hal-hal yang sebenarnya tak perlu dilakukan. Kesalahan ini juga berperan menggagalkan misi Anda untuk membuat si buah hati lebih disiplin. Apa saja yang harusnya tak dilakukan? Berikut ini yang perlu dicatat.

1. Memarahi anak di depan umum

Mendorong anak lain, berlari ke jalan, atau perilaku berbahaya lainnya perlu diatasi segera. Tetapi hindari mendisiplinkan anak di depan orag lain. Ketika Anda melakukan itu, menurut Erica Reischer, Ph.D., dilansir Parents, Kamis, 8 September, mereka mungkin lebih fokus pada siapa yang mendengar percakapan daripada mendengar kalimat Anda.

Untuk mendisiplinkan anak, carilah tempat untuk mengobrol dengan tenang. Bicarakan apa yang baru saja anak lakukan. Jika tak menemukan ruang untuk berbicara secara pribadi, tunjukkan secara singkat perilaku buruknya dan beritahu mereka akan mendiskusikan hal tersebut nanti di rumah.

mengajari anak disiplin
Ilustrasi hindari kesalahan ketika mengajari anak untuk disiplin (Freepik/Gpointstudio)

2. Memberikan instruksi yang tidak jelas

Anda mungkin sudah ratusan kali bilang agar tidak melempar jaket di lantai. Tetapi mungkin anak-anak tetap melakukannya karena tidak benar-benar memahami apa yang Anda minta dari mereka. Saran Larissa Niec, Ph.D., direktur Pusat Anak, Keluarga, dan Komunitas di Michigan University, buat arahan sespesifik mungkin. Beritahu apa yang harus mereka lakukan daripada menginstruksikan apa yang tidak boleh dilakukan.

3. Memberi hadiah untuk mendapatkan hasil cepat

Memberi hadiah pada anak tidak tepat momen, bisa buruk efeknya. Orang tua sering kali tergoda untuk memberikan hadiah agar anak-anak melakukan aturan yang telah disepakati. Strategi ini mungkin berhasil, tetapi tidak berkelanjutan. Soalnya, ini tergolong menyuap atau memberi imbalan atas perilaku buruk anak.

4. Panik dan berteriak

Ketika panik, orang tua cenderung berteriak pada anak. Terutama ketika perilaku anak dianggap berbahaya atau tidak disiplin. Perlu diketahui, bahwa melampiaskan kemarahan dan teriakan pada anak tidak akan mengatasi sikap teledor. Cobalah ungkapkan dengan nada tenang dan jelaskan serta masukkan konsekuensi dari perilaku anak yang bermasalah.

5. Menyalahkan diri sendiri

Bagi orang tua, penting untuk mengenali hal yang bisa diabaikan. Hal-hal yang tidak penting, tak perlu dimasukkan dalam hati. Anda juga tak perlu menyalahkan diri sendiri jika anak-anak tak disiplin. Untuk mengatasinya, cobalah beri pelukan atau ciuman. Setelah itu, beri tahu anak apa yang perlu mereka lakukan sesuai aturan.

6. Memberi hukuman yang tidak adil

Hukuman harus proporsional dengan kesalahan yang dilakukan, kata Reischer. Untuk mencegah hukuman yang tidak rasional, buatlah peraturan rumah di mana Anda menjelaskan konsekuensi logis sebelumnya. Misalnya, beri tahu anak Anda supaya mereka harus mencuci piring makannya sendiri sebelum menonton acara televisi.