Bagikan:

YOGYAKARTA – Anak balita mulai berkenalan dengan dunia di luar rumah, ini baik untuk mereka. Apalagi ketika mereka mulai bermain secara kolaboratif bersama teman-teman sebayanya. Permainan kolaboratif merupakan jenis permainan yang biasanya dimulai pada usia sekitar 2 tahun atau saat mereka tergolong ‘dewasa’.

Dewasa dalam ukuran anak balita, ukurannya mereka bisa bermain bergiliran, berbagi mainan, mengikuti aturan, dan bernegosiasi dengan orang lain. Jenis permainan kolaboratif yang dimainkan oleh anak balita yang lebih dewasa, mengajarkan keterampilan sosial. Mereka juga belajar memecahkan masalah dengan bekerja sama dan mencapai tujuan bersama. Melansir Verywell Family, Selasa, 23 Agustus, berikut manfaat permainan kolaboratif bagi anak-anak balita.

1. Mengajarkan tentang bagaimana cara berbagi

Bermain bersama secara kolaboratif, artinya memainkan permainan yang sama dengan jumlah anak lebih dari satu. Untuk mengajari anak Anda tentang berbagi, pakai istilah berbagi dalam arti yang paling benar dan akurat. Misalnya, ‘berbagi’ dalam konteks berbagi kue dan berbagi mainan akan berbeda. Kalau berbagi kue, artinya anak tidak akan mendapatkan kuenya kembali. Ketika berbagi mainan, anak-anak saling berbagi peran dalam memainkan mainan tersebut.

manfaat permainan kolaboratif untuk anak balita
Ilustrasi manfaat permainan kolaboratif untuk anak balita (Unsplash/Fabian Centeno)

2. Melatih kontrol impuls dan menunggu giliran

Ketika menunggu giliran ketika memainkan permainan kolaboratif, dibutuhkan kontrol impuls bagi seorang anak kecil. Sebab mereka perlu melepaskan sesuatu yang mereka inginkan dan menunggu giliran. Untuk mengajarkan ini, permainan bisa dimulai dengan menggulirkan bola ke depan dan belakang secara bergiliran. Ini juga akan membantu anak-anak balita memahami bahwa mereka akan mendapatkan kesempatan bermain.

3. Mematuhi aturan

Salah satu cara terbaik untuk mengajari balita tentang aturan adalah dengan tidak membiarkan mereka menang sepanjang waktu. Ini mungkin membuat si kecil merasa frustasi, tetapi ini adalah cara terbaik untuk mengenalkan fakta bahwa semua permainan memiliki aturan dan semua orang harus mengikutinya.

4. Bekerja tim

Kompetisi dalam permainan kolaborasi perlu dilakukan secara sehat. Misalnya dengan menekankan keuntungan kerja tim atau berbagi peran satu sama lain. Anda juga perlu mendorong perilaku kolaboratif untuk mengasah kemampuan emosional, sosial, fisik, dan kognitif anak.

5. Bernegosiasi

Negosiasi merupakan keterampilan yang paling baik kalau dipelajari melalui pemodelan. Ketika di rumah, Anda bisa melatihnya ketika memberikan kue dan mengambil irisan keju kesukaannya. Tanyakan pada buah hati, bagaimana jika keju untuk Anda dan bagian kue lainnya untuk dia. Berikan kesempatan pada anak untuk memilih dan berargumen sebelum Anda mengambil dan memakan bagian kejunya.

Pada latihan di rumah tentang cara bernegosiasi, anak-anak bisa memahami memberi dan menerima. Kemampuan ini akan diuji ketika mereka bermain bersama teman-teman sebayanya.