Pengabaian Emosional pada Masa Kanak-Kanak, Ternyata Memengaruhi Perilaku Ini
Ilustrasi pengabaian emosional pada masa kanak-kanak dan pengaruhnya pada perilaku ketika telah dewasa (Pexels/Mikhail Nilov)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Aspek emosional ketika mengalami hal-hal buruk tetapi tidak diperhatikan atau diabaikan dalam jangka waktu yang lama disebut pengabaian emosional. Pengabaian emosional ini, menurut psikoterapis Kaytee Gillis, LCSW-BACS., berkontribusi pada bagaimana seseorang mengenali dan mengekspresikan perasaannya ketika telah dewasa. Ketika seseorang mengalaminya, ia sulit mengidentifikasi perasaan dan mengekspresikannya dengan perilaku di bawah ini.

Marah ketika orang tidak memberikan perhatian

Bagi seseorang yang mengalami pengabaian emosional, kerap bermasalah dengan eksistensi dirinya. Mereka bisa merasa tidak penting atau tidak terlihat sehingga marah ketika orang lain tidak memperhatikan hal-hal kecil tentang dirinya.

Merasa ditinggalkan

Meski berteman akrab, kadang seseorang merasa ditinggalkan. Padahal telah dilibatkan dalam percakapan ataupun dalam kegiatan sosial. Ini kerap dialami seseorang yang mengalami pengabaian emosional pada masa kanak-kanak. Saran Gillis, fokuslah menghabiskan waktu bersama orang-orang yang membuat Anda merasa diinginkan dan akrab. Akui mereka sebagai teman atau anggota keluarga. Jika tak lagi dilibatkan dalam keakraban, jujurlah pada mereka tentang perasaan Anda.

pengabaian emosi kanak-kanak
Ilustrasi pengabaian emosional pada masa kanak-kanak dan pengaruhnya pada perilaku ketika telah dewasa (Pexels/Josh Hild)

Merasa perlu untuk ‘memperbaiki’ orang lain

Ini bisa berasal dari riwayat keinginan untuk membantu orang tua atau pengasuh yang mungkin telah berjuang dengan penyakit mental. Anak-anak sering kali merasakan tanggung jawab yang besar untuk membantu melindungi pengasuh mereka. Tetapi, Anda perlu memiliki batas karena Anda tidak dapat bekerja lebih keras daripada orang lain.

Membandingkan diri sendiri dengan orang lain

Normal jika sekali waktu membandingkan diri dengan orang lain. Terutama jika Anda masih muda karena sering dinilai berdasarkan penampilan, tindakan, dan cara tertentu sesuai dengan batasan kelompok sosial. Tetapi jika membandingkan diri terus-menerus, merupakan tanda Anda memiliki harga diri yang rendah atau kurang percaya diri.

Melansir Psychology Today, Senin, 22 Agustus, cara mengatasi ini bisa dengan menanamkan perspektif bahwa setiap orang memiliki capaian yang berbeda-beda.

Merasa perlu menjelaskan tentang diri sendiri secara berlebihan

Jika anak-anak dibesarkan dalam lingkungan di mana emosi atau perasaan dipermalukan atau menyebabkan hukuman, mereka tumbuh dengan pesan bahwa perasaan tertentu adalah buruk. Banyak orang yang tidak merasa didengarkan di masa kanak-kanak cenderung menjelaskan secara berlebihan. Keinginan untuk menjelaskan secara berlebihan ini adalah mekanisme pertahanan yang digunakan untuk menjauhkan mereka dari masalah.

Cara mengatasi ini, perlu disadari bahwa Anda tidak berutang alasan atau penjelasan kepada siapa pun atas perasaan Anda. Jadi, ambillah napas dalam-dalam dan ingatkan diri bahwa Anda tidak dalam masalah.