Semakin Keras Mengontrol Pikiran Negatif, Ternyata Berefek Buruk pada Kondisi Emosional
Ilustrasi efek mengontrol pikiran negatif (Unsplash/Pietro Tebaldi)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Pikiran negatif, seringkali datang tiba-tiba dan mengganggu konsentrasi Anda. Pernahkah mengalaminya? Kata seorang psikolog klinis, semakin mengontrol pikiran negatif semakin membuat kondisi emosional tertekan, kok bisa?

Dalam menjelaskan tentang paradoks kontrol, David A. Clark, Ph.D. memakai ide dasar dalam terapi perilaku kognitif. Menurutnya, pikiran negatif yang tidak diinginkan cenderung memicu tekanan emosional. Ketika kontrol atas pikiran dan perilaku dianggap bisa memulihkan dari tekanan emosional, kita lantas memikirkan cara untuk tidak melakukan hal-hal yang menghambat, dan ini tidak sehat. Hal ini menuntut agar otak melatih kontrol sehingga dapat mencapai tujuan yang akhirnya dipandu oleh kesadaran ‘lakukan atau pikirkan ini, jangan yang itu’.

Nah, ketika tertekan secara emosional, seseorang juga kerap mengatakan pada diri sendiri, ‘jangan terlalu negatif, berpikirlah lebih positif’. Ketika mematikan pikiran negatif, tulis Clark dilansir Psychology Today, Kamis, 30 Juni, hasilnya akan buruk, seperti mengalami kecemasan, depresi, hingga stres. Ia menyebut situasi tersebut dengan ‘tersedak di bawah tekanan’. Situasi ini digambarkan ketika kita sudah kerja keras untuk mencapai tujuan tetapi gagal karena tertekan secara emosional. Bukan karena usaha kurang atau sial. Tetapi karena kontrol pikiran kita sendiri yang bersifat paradoks.

Penelitian menunjukkan bahwa kontrol mental itu rapuh. Karena kemampuan setiap orang untuk menghasilkan pikiran lebih baik daripada kemampuan untuk mencegah atau menekan pikiran yang tidak diinginkan. Untuk mengatasi ini, dan tetap berpijak pada harapan realistis tanpa mengontrol penuh pikiran negatif, Clark memberikan tips untuk berpikir jernih.

Pertama, pahami bahwa berusaha lebih keras untuk menghentikan pemikiran negatif bukan solusi. Bahkan itu bisa memiliki efek sebaliknya. Kedua, minimalisir signifikansi personal pada pikiran negatif. Daripada mencoba untuk tidak berpikir negatif, pesan Clark, alihkan perhatian ke pikiran yang bermanfaat. Nah, pikiran yang bermanfaat ini bisa jadi pikiran alternatif yang lebih positif.