Jangan Anggap Tabu, Ini Alasan Pentingnya Orang Tua Mengajak Anak untuk Diskusi Masalah Seks
Ilustrasi (RF.Studio/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Kebanyakan dari masyarakat kita saat ini masih menganggap bahwa pendidikan seks atau diskusi terbuka antara orang tua dan anak tentang seksualitas adalah hal yang tabu.

Banyak alasannya. Para orang tua merasa enggan membuka diskusi tentang seksualitas karena takut menginspirasi anak mereka tentang seks sebelum mereka ‘siap’. Atau, orang tua menganggap bahwa pembicaraan tentang seksualitas berarti memberikan izin diam-diam untuk mengeksplorasi perilaku seksual.

Padahal, pada kenyataannya menurut National Center for BiotechnoIogy Information. Pendidikan seks dan komunikasi terbuka antara orang tua dan anak tentang seks justru akan menunda aktivitas seksual. Serta kecenderungan penggunaan kontrasepsi yang lebih konsisten di masa dewasanya.

Hal ini juga sejalan dengan temuan Reckitt Benckinser Indonesia (RBI), perusahaan consumer goods untuk bidang kesehatan, kebersihan dan perawatan rumah. Remaja yang tidak mendapatkan topik-topik tersebut, justru bisa menghadapi risiko kesehatan yang lebih besar di masa depan.

Adapun topik-topik pendidikan seks yang penting untuk diketahui oleh para remaja adalah bahwa memiliki beberapa pasangan seks dapat menyebabkan penyakit menular seksual. Termasuk HIV/AIDS (48 persen), cara melindungi organ reproduksi (46 persen), kehamilan dan pernikahan di bawah usia 20 tahun rentan terhadap berbagai risiko kesehatan (38 persen), dan hubungan seks yang sehat. Termasuk penggunaan kontrasepsi secara baik dan sehat.

 Orang tua memiliki peran yang sangat besar untuk membentuk pemahaman para remaja tentang seks dan perkembangan identitas seksual mereka. Berdasarkan temuan National Campaign to Prevent Teen and Unplanned Pregnancy dari Amerika Serikat, para remaja percaya bahwa mereka akan lebih mudah menunda aktivitas seksual. Jika mereka bisa berdiskusi secara terbuka dengan orang tua tentang seks.

Dari temuan tersebut juga menunjukkan bahwa komunikasi yang terbuka dan jujur antara orang tua dan anak akan membantu para remaja untuk menghindari kehamilan dini.