Bagikan:

JAKARTA - Anak sudah berusia balita tapi masih berbicara seperti bayi, mungkin terdengar lucu. Tapi, bila hal itu keluar dari mulut anak yang semestinya sudah bisa mengucapkan kalimat dengan jelas, tentu tidak lucu lagi. Mengapa mereka begini?

Orang Tua

Jika si kecil bicara seperti itu dan terkesan manja, jangan-jangan Anda yang membiasakannya. Awalnya mungkin hanya untuk lucu-lucuan, dan Anda mengikuti caranya. Tapi lama-lama anak merasa mendapat dukungan dan muncullah kebiasaan itu. Siapa pun orang dewasa di rumah Anda yang mengajak anak Anda bicara ‘dicadel-cadelkan’, jelas kurang baik bagi perkembangan berbahasa si kecil.

Lebih baik Anda mulai membuat kesepakatan di antara anggota keluarga untuk tidak lagi mengajak si kecil berbicara dengan ‘bahasa bayi’. Koreksi ucapan si kecil tanpa menyalahkan. Misalnya, ketika si kecil minta ‘cucu’, Anda bisa mengoreksinya dengan mengatakan, “Oh, maksudnya mau minum susu, ya?”

Cari Perhatian

Namun, tidak selalu bicara cadel itu karena si kecil meniru orang dewasa di sekitarnya. Bisa saja ia hanya ingin menarik perhatian Anda, misalnya karena Anda terlalu sibuk dengan adiknya yang masih bayi. Dengan bicara seperti bayi lagi, si kecil berharap Anda mau memperhatikannya. Ini dapat menjadi ‘alarm’ bagi Anda untuk kembali memperhatikan si kecil yang mungkin dilanda perasaan cemburu dengan kehadiran adiknya. Libatkan ia dalam merawat sang adik dengan memintanya melakukan pekerjaan sederhana, seperti membantu Anda mengambil handuk atau bedak untuk adiknya. Cara ini membuat si kecil merasa Anda perhatikan. Ia juga akan merasa bangga menjadi kakak yang dibutuhkan.