Mengapa Mematikan Lampu saat Tidur Bermanfaat Bagi Tubuh? Menurut Pakar Kesehatan, Ini Alasannya
Ilustrasi (John Mark-Smith/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Usai kegiatan sepanjang hari, tidur menjadi satu bagian penting untuk memulihkan kembali kondisi tubuh agar siap beraktivitas di hari berikutnya. Sebelum berangkat tidur, beberapa dari Anda mungkin lebih menyukai untuk tetap membiarkan lampu kamar tetap menyala selama tidur. Namun sebuah studi terbaru justru menemukan bahwa tidur dengan pencahayaan di ruangan yang menyala dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, tidur di ruangan yang cukup terang dapat menyebabkan detak jantung menjadi lebih tinggi pada malam hari dan menimbulkan resistensi insulin keesokan harinya. Kesimpulan ini didapat setelah peneliti mengamati dua kelompok yang terdiri dari 10 dewasa sehat. Dalam pengamatan tersebut, semua peserta penelitian memakai monitor jantung selama tidur mereka.

"Studi kami menunjukkan detak jantung para peserta meningkat ketika tidur di ruangan yang cukup terang. Hal tersebut menyebabkan meski dalam kondisi tidur, sistem saraf otonom seseorang diaktifkan," jelas Dr. Daniela Grimaldi, peneliti dari Northwestern University, seperti dikutip dari Live Science, Senin, 6 Juni.

Sistem saraf otonom ini mengatur proses tubuh yang tak disengaja seperti pernapasan, detak jantung, hingga pelebaran pupil. Jika sistem saraf otonom meningkatkan detak jantung di malam hari, itu buruk. Sebab biasanya detak jantung dan parameter kardiovaskular lainnya lebih rendah di malam hari dan lebih tinggi di siang hari.

Tim peneliti juga menjalankan beberapa tes untuk memperkirakan resistensi insulin peserta pada pagi hari. Hormon insulin biasanya membantu sel untuk mengambil gula dari aliran darah. Tapi saat sel resisten terhadap insulin, sel tak bisa mengambil gula dengan mudah. Akibatnya, tubuh memproduksi lebih banyak insulin untuk mengimbanginya. Seiring waktu, sel-sel pun menjadi resisten yang menyebabkan kadar gula darah seseorang menjadi melonjak. Nah, dari tes tersebut peneliti menemukan paparan cahaya kamar selama tidur dapat meningkatkan tingkat resistensi insulin seseorang pada keesokan harinya.

"Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paparan pencahayaan di ruangan saat tidur dapat meningkatkan resistensi insulin dan regulasi kardiovaskular yang merupakan faktor risiko penyakit jantung, diabetes, dan sindrom metabolik. Penting bagi orang untuk menghindari atau meminimalkan jumlah paparan cahaya saat tidur," kata Dr. Phyllis Zee, peneliti dari Northwestern University, seperti dikutip dari Science Daily.

Hasil studi ini menjadi temuan yang penting terutama bagi mereka yang tinggal di perkotaan di mana paparan cahaya malam di dalam maupun luar ruangan semakin banyak dijumpai. Untuk mencegah kondisi kesehatan menjadi buruk karena paparan cahaya itu, peneliti memberikan tip mengurangi cahaya selama tidur. Berikut beberapa di antaranya yang bisa Anda coba terapkan.

Jangan menyalakan lampu

Anda bisa mengkondisikan kamar gelap dengan cara mematikan lampu terlebih dahulu beberapa saat sebelum waktu tidur. Namun jika Anda perlu menyalakan lampu selama tidur misalnya untuk tujuan keamanan, buatlah lampu redup yang lebih dekat ke lantai.

Gunakan lampu dengan warna yang tepat

Warna cahaya lampu itu penting dan dapat memengaruhi kondisi tidur seseorang. Jadi jangan gunakan cahaya putih atau biru dan jauhkan dari orang yang sedang tidur.

Pakai masker mata

Jika Anda tak dapat mengontrol cahaya yang dari luar ruangan. Anda bisa gunakan masker mata yang dapat memberikan situasi gelap ketika tidur. Anda bisa juga memindahkan tempat tidur agar cahaya dari luar tak menyinari wajah Anda.