Untuk Meminimalisir Konflik, Begini 5 Cara ketika Berbicara dengan Orang Defensif
Ilustrasi alasan orang bersikap defensif dan cara mengatasi (Unsplash/Obie Fernandez)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Berkonfrontasi dengan orang defensif tak berakhir dengan mudah. Defensif merupakan perilaku agresif dalam menanggapi apa yang dirasakan lawan bicaranya sebagai ancaman. Seseorang mungkin berperilaku defensif karena beberapa faktor, antara lain salah paham, mengalihkan kesalahan kepada orang lain, berusaha mempertahankan status sosial, menyangkal tanggung jawab, ataupun berusaha melepskan diri dari situasi sulit. Mungkin juga, seseorang berlaku defensif karena merasa cemas sehingga menganggap lawan bicaranya sebagai ancaman.

Berkomunikasi dengan orang defensif, membutuhkan strategi. Dilansir Psych Central, Jumat, 3 Juni, berikut tips yang bisa Anda lakukan jika lawan bicara berkeras hati dan sulit menerima.

1. Mengenali diri sendiri

Sebelum Anda fokus pada reaksi orang lain, cobalah mengenali bagaimana cara tepat bereaksi dari perilaku orang lain. Kesadaran diri, dianggap sebagai salah satu aspek kecerdasan emosional. Dengan memiliki kecerdasan emosional, Anda lebih mampu mengelola dan menggunakan emosi secara positif. Artinya, dengan mengelola emosi Anda bisa meredakan konflik bahkan mengurangi stres.

2. Gunakan kata ganti orang dengan kata “Saya”

Kata ganti “Saya” merupakan usaha untuk membingkai situasi. Jika Anda memulai percakapan dengan perspektif “Saya”, maka meminimalisir menumpuk kesalahan pada orang lain. Dengan begitu, lawan bicara Anda yang defensif akan lebih lunak.

alasan orang bersikap defensif dan cara mengatasi
Ilustrasi alasan orang bersikap defensif dan cara mengatasi (Unsplash/Afif Kusuma)

3. Pergi sejenak

Pergi dan menghindari konflik tidak selalu sehat. Namun ketka emosi memuncak, Anda dapat pergi sejenak untuk menurunkan ketegangan. Kemudian, Anda bisa mendekat kembali dan siap menghadapi pembicaraan dengan pikiran yang lebih terbuka. Apabila membutuhkan perantara, Anda bisa melibatkan orang ketiga sehingga lebih objektif dalam memberikan masukan, saran, atau memoderasi obrolan.

4. Hindari bersaing

Cobalah untuk tetap tidak kompetitif saat mendekati seorang defensif. Ketika energi Anda tidak kompetitif, nada bicara tertentu mungkin disalahartikan menjadi perilaku yang tidak kooperatif. Jadi, pertimbangkan untuk hanya merespons secara bijak saja. Hindari bersaing atau bersikap kompetitif.

5. Berkompromi

Kompromi merupakan cara untuk bernegosiasi. Ini kadang kala jadi tindakan terbaik ketika menyelesaikan konflik. Meskipun cara ini bisa membatasi Anda, tetapi utarakan beberapa kebutuhan yang perlu segera dipenuhi dan bersepakat dengan jalan tengah dari kedua belah pihak.

Saran terakhir, bekerja bersama orang yang defensif, butuh sekali kolaborasi. Dengan begitu Anda berdua bisa bekerjasama sehingga dapat memenuhi kebutuhan masing-masing tanpa mengorbankan salah satunya. Sebagai tambahan, seseorang perlu memahami posisinya agar dapat berkolaborasi, berkompromi, dan negosiasi.