Mahfud MD: Kondisi di Papua Sekarang Aman Terkendali, Tak Ada Konflik Bermotif SARA
Menko Polhukam Mahfud MD/DOK VOI - Nailin In Saroh

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan kondisi di Papua sudah aman terkendali. 

Mahfud juga menegaskan tidak ada satu pun konflik di wilayah tersebut yang disebabkan karena isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

Hal ini disampaikan setelah melakukan rapat koordinasi bersama Panglima TNI, Pangdam, serta Kapolda di Papua, Papua Barat, dan Maluku secara daring.

"Alhamdulillah sekarang aman terkendali dan tidak ada satu pun yang bermotif SARA. Mohon jangan dikembang-kembangkan. Tidak ada motif SARA," kata Mahfud dalam keterangan video yang ditayangkan di YouTube Kemenkopolhukam RI, Jumat, 28 Januari.

Dia mengatakan, belakangan ini ada tiga peristiwa kekerasan yang terjadi di wilayah Indonesia Timur, seperti konflik antar penduduk di Desa Haruku, Maluku hingga tempat hiburan yang dibakar di Papua Barat. Namun, dia menyebut seluruh kejadian ini terjadi karena konflik murni.

"Di Papua Barat itu ada kasus tempat hiburan orang konflik lalu ada perkelahian dan rumah dibakar, tempat hiburan dibakar, kemudian 17 orang meninggal," ungkapnya.

"Lalu di Haruku itu konflik tanah antar penduduk desa yang saling klaim karena mungkin sukunya berbeda itu konflik. Jadi itu bukan SARA. Dalam arti SARA yang dikenal di dalam politik itu konflik murni," imbuh eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.

Sementara untuk penembakan TNI di Papua, dia mengatakan itu terjadi karena pendekatan baru yang kini bersifat defensif. Sehingga ke depannya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan mengevaluasi kembali pendekatan yang digunakannya meski telah berhasil meminimalisir jatuhnya korban sipil.

Mahfud menyebut, langkah evaluasi ini penting karena sasaran dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua adalah personel TNI dan Polri.

"Kemudian di Papua memang ada penembakan beberapa waktu terakhir ini memang ada beberapa warga TNI meninggal tetapi memang itu merupakan perubahan situasi baru di dalam pendekatan baru sekarang TNI bersifat defensif tidak ofensif," ujarnya.

"Sekarang bagaimana cara defensif dengan pendekatan baru itu lah yang menurut Pak Panglima tadi akan segera dievaluasi dan sempurnakan," pungkasnya.