Didedikasikan untuk Jackie Chan dan Michelle Yeoh, Everything Everywhere All at Once Tawarkan Komedi  Ilmiah
Michelle Yeoh (Foto: REUTERS via ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Film Everything Everywhere All at Once arahan Daniel Kwan dan Daniel Scheinert membawa penonton ke dalam petualangan melewati multisemesta. Terkait dengan akar budaya, dialog dalam film ini mencampurkan Mandarin, Kanton dan Inggris. Ide awalnya ditulis untuk bintang Hong Kong Jackie Chan dan Yeoh.

Film ini dibintangi Michelle Yeoh yang berperan sebagai pemilik penatu bernama Evelyn Wang yang kesulitan dalam berinteraksi dengan keluarga dan membayar pajak.

Setelah didatangi ayahnya yang sudah menua, kian banyak hal yang menyibukkan Evelyn ketika melakukan pertemuan dengan agen IRS (Jamie Lee Curtis) saat suami Evelyn tak disangka memperkenalkannya kepada multisemesta. Evelyn dan versi dirinya yang mungkin terjadi dengan pilihan hidup berbeda mendapat tugas untuk menyelamatkan hidup dari malapetaka yang akan datang.

"Multisemesta adalah hal yang luar biasa dalam mengeksplorasi naratif atau dalam film karena begitu kau memperkenalkan gagasan peluang yang tak terbatas, apa yang terjadi dalam film tak lagi berarti," kata Kwan kepada Reuters dikutip Rabu.

"Ini jadi peluang untuk mengeksplorasi pikiran menyeramkan dan perasaan yang beresonansi secara filosofis, semakin kita membicarakannya, semakin kita merasa itulah rasanya abad ke 21," tambah Scheinert dikutip dari ANTARA.

Duo yang dikenal sebagai Daniels itu pernah menyutradarai video klip dan film Swiss Army Man (2016). "Butuh kerja keras saat ini untuk mengejutkan orang karena kita sudah melihat banyak hal," kata Kwan.

"Semuanya sekuel. Semuanya bagian dari waralaba atau 'remake'. Dan karenanya, kami harus terus menulis ulang karena kami terus mencari hal yang benar-benar terasa baru," lanjutnya.

"Begitu kami menyadari Jackie Chan sangat mahal dan terkenal dan sibuk, kami memutuskan untuk fokus terhadap karakter Michelle karena kami menyukainya dan karakternya. Dan sejujurnya, skenario itu menjadi hidup. Jadi itu memang yang terbaik," kata Scheinert.