Dilihat Dari Akarnya, Ini Alasan Mengapa Orang Punya Rasa Iri
Ilustrasi (Prostock Studio/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Iri atau cemburu merupakan emosi yang terjadi ketika seseorang menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain, baik itu materi, kesuksesan, atau status sosial. Iri hati terdiri dari banyak ekspresi emosional yang kompleks seperti kerinduan, perasaan rendah diri, niat buruk terhadap orang yang diirikan, dendam, dan rasa bersalah. 

Iri hati seringkali disebabkan karena ketidakpuasan dengan diri sendiri. Dengan kata lain, penyakit hati ini terjadi ketika seseorang percaya bahwa memiliki apa yang dimiliki orang lain akan meningkatkan kebahagiaannya sendiri. 

Perasaan iri dikategorikan sebagai salah satu sifat negatif. Rasa iri mencegah seseorang menghargai apa yang ia miliki, pun menariknya untuk turut merasa bahagia atas keberhasilan orang lain. Mendapat label buruk, tak heran jika banyak orang malu mengakui jika iri hati sedang melanda. 

Iri hati cenderung disebabkan oleh faktor internal daripada eksternal. Anda mungkin mudah mengalami rasa iri jika memiliki harga diri yang lebih rendah atau percaya kalau Anda memiliki banyak kekurangan dibandingkan orang lain. Selain itu, perasaan ini juga kerap dialami orang-orang yang sama dalam beberapa hal seperti jenis kelamin, usia, kelas sosial, pendidikan, atau pekerjaan. Satu studi yang dilansir dari Goodtherapy, Selasa, 10 Mei pun menemukan bahwa remaja dan dewasa muda lebih cenderung mengalami iri daripada orang dewasa paruh baya dan lebih tua.

Banyak orang enggan mengakui iri hati pada orang lain karena takut emosi tersebut mungkin dianggap tidak dapat diterima secara sosial. Tetapi seperti semua emosi, iri hati adalah pengalaman wajar dan umum yang dirasakan manusia.

Meskipun dianggap sebagai emosi negatif yang berpotensi membahayakan, namun rasa iri sebenarnya memiliki beberapa konsekuensi positif seperti memotivasi, misalnya. Jika iri hati mendorong seseorang untuk mencapai dan memperoleh lebih banyak dari yang dimiliki orang lain, maka ini bisa berguna dalam mengejar karir atau kesuksesan pendidikan. Demikian juga, para peneliti percaya rasa iri mungkin memiliki tujuan evolusi karena membuat orang punya keinginan dan pada akhirnya berusaha mendapatkan apa yang diperlukan untuk mencapai keinginan tersebut.

Mengatasi rasa iri dengan terapi sangat membantu jika seseorang menyadari kalau perasaan iri menjadi berlebihan atau menyebabkan masalah dalam hidup. Sebab terapis dapat membantu memahami dan mengelola rasa tersebut secara efektif.

Selain bertemu terapis, mengatasi perasaan ini juga dapat dilakukan dengan mengeksplorasi harga diri. Karena dalam banyak kasus, iri bisa berkaitan dengan perasaan tidak mampu atau keyakinan negatif tentang diri sendiri.